Film Detak, Dobrak Mitos Negatif Tarian Lengger Lanang
Wikimedan – Sebagian dari anda mungkin pernah mengetahui atau mendengar tentang Tari Lengger Lanang. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa tarian yang berasal dari Banyumas ini identik dengan kisah mistis yang menceritakan tentang hal-hal negatif, seperti prostitusi.
Namun, pandangan tersebut ditampik oleh sebuah karya sinematografi berjudul Detak. Film garapan Aenigma Picture Production House tersebut bakal menyajikan sebuah cerita mengenai Tari Lengger Lanang dari sisi berbeda, yang mungkin tidak banyak orang yang tahu.
Sutradara film Detak Yongki Ongestu mengatakan, dia bersama krunya memang sengaja mengangkat kebudayaan asli Banyumas ini. Menurutnya, banyak yang salah kaprah dalam memaknai tarian ini.
“Seniman Lengger malah miris karena image-nya mereka itu jadi negatif,” ujar Yongki, Jumat (21/12).
Sebagai informasi, di Banyumas terdapat sebuah tarian yang bernama Lengger Lanang dan telah ada sejak ratusan tahun sebelumnya. Dilihat dari namanya yang mencantumkan kata ‘Lanang’, penari yang melakukan Lengger Lanang semuanya adalah laki-laki yang didandani menyerupai perempuan. Kesenian ini pun diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu.
Detak sendiri merupakan film bergenre Thriller yang mengangkat dari perspektif berbeda dan lebih positif tentang Lengger. Uniknya, film Detak dikerjakan sebagian besar oleh orang yang tidak terbiasa terlibat dalam pembuatan film.
“Film Detak hampir keseluruhan dikerjakan oleh Digital Cinematography Indonesia (DCI). Dan berkolaborasi sama anak-anak muda Purwokerto dan Bandung yang bukan orang film sama sekali,” kata dia.
Meskipun begitu, hasil karya film ini patut untuk diperhitungkan. Pasalnya, tak seperti karya film biasa, mereka juga menerapkan konsep previsualization (storyboard digital) sebelum terjun langsung ke lapangan untuk pengambilan gambar.
Film yang nantinya berdurasi 1 jam 40 menit itu setidaknya dikerjakan oleh 76 kru. Dimana hanya lima orang diantaranya yang benar-benar paham dunia film. Yakni tiga orang pada bagian lighting dan 2 orang merupakan kameraman. Film ini pun dikerjakan hanya dalam waktu 16 hari.
Yongki mengungkapkan, sebagian besar kru dalam pembuatan film ini didapat saat mereka melakukan workshop DCI keliling di Jawa Barat pada tahun lalu. Anak-anak muda yang mempunyai skill lebih dalam bidang sinematografi pun diambil untuk kemudian dilibatkan dalam pembuatan film ini. “Pingin buka kesempatan ke anak anak muda. Nyari anak-anak kreatif,” kata dia.
Film ini juga bakal dibintangi oleh Della Dartyan, nominator pemain wanita terbaik FFI 2018, pemain film Love for Sale dan Refal Hady, pemain film Susah Sinyal, serta Galih & Ratna. Della akan berperan sebagai penari lengger wanita pada film produksi Aryanna Yuris dan Eye Supriyadi ini.
(fis/JPC)
Kategori : Berita Nasional