Berita Nasional

Durian Indonesia Jadi Primadona Dunia, Ini Daftar Varietasnya

Indodax


Wikimedan Membangun hortikultura tidak hanya terfokus pada peningkatan produksi saja. Tetapi juga meningkatkan kualitas, daya saing dan perluasan pasar.

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar festival dan panen durian lokal. Acara ini dihadiri berbagai pihak bebas panen dan makan durian free bertempat di Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Rabu (5/12).

Dirjen Hortikultura, Suwandi mengatakan bahwa festival dan panen durian di Solok dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan buah durian lokal unggulan, kepada masyarakat luas. Baik dari segi rasanya yang luar biasa maupun manfaatnya untuk tubuh manusia.

“Misalnya saja durian yang dikenal sebagai King of Fruit. Makin digemari oleh masyarakat karena kaya akan protein, serat, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin C, Kalsium, Kalium dan Fosfor,” kata dia lewat siaran tertulisnya, Jumat (7/12).

Selain itu, sambung Suwandi, menghasilkan produk durian unggulan yang bisa bersaing dengan durian dari negara lain, sangat diperlukan bantuan Badan Litbang. Yakni berupa pendampingan yang intensif agar setiap sumberdaya yang ada di Sumatera Barat dapat dikelola dengan baik.

“Indonesia memiliki keragaman jenis dan varietas durian lokal. Varietas durian unggul yang sudah dikenal masyarakat seperti durian Pelangi dari Papua, durian Merah dari Banyuwangi, durian Srobut dari Kalimantan Barat, Durian Bawor Banyumas, durian Petruk, durian Matahari dan banyak jenis lainnya,” terang dia.

Suwandi pun menyebutkan pasar durian sangat terbuka luas dan durian lokal digemari baik di dalam negeri dan mampu bersaing dieskpor. Buktinya, Indonesia pada tahun 2017 masih defisit neraca perdagangan durian, namun seiring berbagai program menggerakan mutu dan mendorong ekspor, kini pada 2018 ekspor durian lebih tinggi dari pada impornya, sehingga neraca perdagangan durian sudah surplus 733 ton.

“Mengacu pada data BPS Tahun 2017, ekspor durian hanya 240 ton sementara impor lebih besar mencapai 764 ton sehingga neraca perdagangan defisit 524 ton. Tapi ekspor durian Januari hingga September 2018 melonjak 1.084 ton, impor hanya 351 ton artinya neraca perdagangan surplus 733 ton,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Chandra mengatakan sentra produksi durian terdapat di Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupatan Padang Pariaman.

Berdasa data BPS, produksi durian di Kabupaten Solok 2016 sebesar 2.375 ton dan pada 2017 mencapai 5.467 ton.

“Artinya naik 43,44 persen sedangkan produksi durian di Provinsi Sumatera Barat 2016 sebesar 43.886 ton dan 2017 sebesar 74.539 ton atau naik sebesar 58,87 persen,” kata dia.

(yes/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *