Teknologi

Drone Ini Mampu Memantau Kondisi Lahan Pertanian

Indodax


Jakarta, Wikimedan Perkembangan industri pesawat tanpa awak atau drone kian melaju pesat. Tak hanya untuk mengambil gambar dan video saja. Fungsi drone terus beradaptasi seiring berjalannya waktu.

Di awal kemunculannya, drone bahkan dijadikan sebagai senjata militer. Kini drone dapat digunakan di industri pertanian.

Produsen drone asal Taiwan, Geosat, memperkenalkan dua drone terbarunya yakni Pterosaur dan Alpas II di Indonesia dalam gelaran Taiwan Excellence di Jakarta. Berdasarkan keterangan tertulisnya, kedua drone ini ditujukan untuk industri pertanian. Namun memiliki fungsi yang berbeda.

Alpas II berfungsi untuk menyemprotkan pestisida dari atas. Sementara Pterosaur berfungsi untuk memotret situasi di ladang pertanian. Kemudian Pterosaur mencari tahu tanaman mana yang membutuhkan pestisida atau sakit.

Pterosaur memiliki bobot 2,2 kg. Karena drone ini terbuat dari material foam berjenis EPP.

Drone ini disematkan kamera 24 juta piksel, kamera infra merah serta sensor muti-spektral. Teknologi Sky Arrow mampu memungkinkan drone ini untuk pemotretan udara dan membuat objek 3D. Drone ini mampu mengambil video serta gambar dengan jarak pandang hingga 1.800 hektar dalam satu kali pengambilan gambar.

Sumber energinya, Pterosaur ditunjang baterai berjenis lithium yang sanggup bertahan hingga 70 menit. Dibandingkan produk di pasaran, baterai Pterosaur lebih irit sekitar 40%.

Drone ini mampu terbang dengan kecepatan 55 kilometer per jam. Jarak kontrol nirkabel sekitar 3 km. Diluar jangkauan radar, drone ini masih dapat melakukan tugas secara otomatis.

Saat ini Geosat Pterosaur baru tersedia di Taiwan, China dan Malaysia. Sedangkan di Indonesia, Pterosaur belum tersedia.

Kategori : Berita Teknologi

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *