Di Tengah Pandemi Covid-19, Jerman Tuduh AS Bajak Masker Pesanannya
Wikimedan – Jumlah pasien positif virus Korona jenis baru atau Covid-19 yang makin bertambah di sejumlah negara membuat perlengkapan kesehatan sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah masker. Bahkan, sejumlah negara mengeluhkan kekurangan masker, terutama yang digunakan untuk tenaga medis.Sebagai antisipasinya, mereka meminta bantuan atau bahkan mengimpor masker dari negara lain. Hanya saja, muncul masalah baru terkait pengiriman masker. Karena memang sama-sama kekurangan dan membutuhkan, segala cara dilakukan.Terbaru adalah Jerman yang marah karena masker yang mereka pesan tidak sampai. Bahkan, pejabat pemerintahan Jerman menuduk Amerika Serikat telah melakukan pembajakan dengan cara modern yakni mengalihkan pengiriman yang seharusnya ke Jerman, untuk negaranya.Seperti dilansir Guardian, sekitar 200.000 masker jenis N95 dialihkan ke AS. Caranya dengan dipindahkan antar pesawat di Thailand. Otoritas Berlin menyampaikan bahwa masker tersebut sejatinya akan dibagikan kepada polisi Jerman yang bertugas di lapangan dan sebagian lagi untuk tenaga medis.Andreas Geisel, Menteri Dalam Negeri untuk negara bagian Berlin, menyebut pengalihan pengiriman itu sebagai tindakan pembajakan modern dan mengimbau pemerintah Jerman untuk menuntut AS agar mematuhi aturan perdagangan internasional. “Ini bukan cara untuk memperlakukan mitra kerja,” kata Geisel. “Bahkan di saat krisis global seharusnya tidak ada metode liar seperti ini,” imbuh Geisel seperti dilansir Guardian.Sebuah laporan di Jerman mengatakan masker tersebut buatan Tiongkok dan dikhususkan untuk perusahaan AS, 3M. Namun, perusahaan mengeluarkan pernyataan dan membantah terlibat dalam pembajakan modern tersebut.“3M tidak memiliki bukti untuk menyarankan produk 3M telah disita. 3M juga tidak memiliki catatan perintah respirator dari Tiongkok untuk polisi Berlin. Kami tidak dapat berspekulasi dari mana asal laporan tersebut,” sebutnya.Tuduhan Jerman menambah banyak keluhan tentang praktik administrasi Presiden Donald Trump ketika AS menggunakan kekuatannya di pasar untuk pasokan medis yang langka di negaranya. Sebelumnya pejabat Prancis,Valerie Pecresse, menggambarkan perlombaan untuk mendapatkan masker sebagai “perburuan harta”.“Saya mendapatkan stok masker yang tersedia, tapi orang Amerika, dalam hal ini saya tidak berbicara tentang pemerintah Amerika, mengalahkan kami,” kata Pécresse. “Mereka menawarkan harga tiga kali lipat dan mereka mengusulkan untuk membayar di muka. Saya tidak bisa melakukan itu. Saya membelanjakan uang pembayar pajak dan saya hanya dapat membayar pengiriman setelah memeriksa kualitasnya,” sebutnya.Pecresse mengatakan pihaknya akhirnya mendapatkan kiriman 1,5 juta masker berkat bantuan penduduk Prancis-Tiongkok di wilayah Paris.