Di Depan Raffi Ahmad, Nagita Bertanya ke Ma'ruf Amin Soal Suami Romantis – Wikimedan
Wikimedan – Calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengadakan pengajian keluarga di kediamannya pada hari pertama masa tenang kampanye.
Selain keluarga inti, pengajian itu juga dihadiri selebriti Raffi Ahmad dan istri Nagita Slavina, yang merupakan teman akrab menantu Ma’ruf, Rapsel Ali.
Dalam pengajian, Ma’ruf menyampaikan tausyiah dan menjawab berbagai pertanyaan yang pembahasan utamanya soal keluarga. Awalnya, Raffi Ahmad bertanya, bagaimana seorang lelaki bisa menjadi suami yang lebih baik bagi istrinya.
Menjawab itu, Ma’ruf menjawab bahwa yang dibutuhkan orang berkeluarga adalah kerukunan, harmoni, dan utamanya saling pengertian. Sebab dengan saling pengertian, akan ada maaf bagi kekurangan yang muncul.
“Misalnya masak keasinan. Jangan langsung marah. Katakan saja, ‘oh iya mungkin lupa sehingga garam kebanyakan’. Kalau tak saling pengertian kan ‘ini masak keasinan, pingin cari suami lagi ya?’ Kan bertengkar jadinya,” tukas Ma’ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Minggu (14/4).
“Maka mintalah ke Allah kehidupan harmonis, rahmah, kasih sayang dan saling pengertian. Itu modal utama. Kalau tidak takkan rukun,” tambahnya.
Kunci yang kedua adalah rezeki yang halal dan banyak. Semuanya bisa dimintakan kepada Allah SWT lewat salat hajat dan salat dhuha.
Lalu, jika diberikan anak, maka anak-anaknya harus dijaga. Sebab Allah SWT sudah menyampaikan, ‘hendaknya mereka harus kuatir meninggalkan anak cucu yang lemah’.
Ma’ruf menjelaskan, lemah yang dimaksud adalah iman, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang lemah. Agar kuat, maka anak dan cucu harus dirawat kesehatannya, dan diberi pendidikan ke sekolah hingga harmonis dengan pasangan menuju kesejahteraan bersama.
“Doakan anak cucu kita supaya jangan lemah. Itu yang harus diupayakan,” imbuhnya.
Nagita Slavina kemudian bertanya cara membangun romantisme antara suami dan istri agar keluarga lebih berkah. Menjawabnya, Ma’ruf kembali menekankan kunci saling mencintai, menyayangi, dan memahami.
Salah satu cara agar terwujud, pasangan muda sebaiknya saling memanggil dengan baik. Dicontohkannya, Nabi Muhammad SAW memiliki panggilan sayang kepada Siti Aisyah.
“Yakni ‘wahai yang pipinya kemerah-merahan. Maka suami, panggilah istrimu dengan panggilan menyenangkan. Jangan, ‘gembrot lu’, ceking lu’. Itu tak menyenangkan,” tutur Ma’ruf dikutip Merdeka.
“Istri ke suami juga begitu. Jangan ‘bapaknya anak-anak’. Jadi carilah yang kira-kira menyenangkan. Terkecuali pasangannya sudah tua. Kalau masih muda, carilah sesuatu yang menyenangkan,” ia melanjutkan.
Ma’ruf mengungkapkan, suami dan istri wajib untuk terus saling sayang dan memahami hingga tua. Jika ada yang tidak disukai dari istri, seorang suami sebaiknya tak mencela.
Sebab seringkali satu kekurangan dari istri, maka seorang suami lantas melupakan hal menyenangkan dari istrinya. Begitupun sebaliknya.
“Jadi objektif dan seimbang, antara yang suka dan kita tidak suka. Karena orang tak ada yang sempurna, ada kurangnya. Kita harus terima istri ada kelebihan kekurangan. Ke suami juga begitu. Terima kekurangannya disamping kelebihannya. Kalau bisa kita terima takkan ada yang perlu dimasalahkan,” ucap Ma’ruf.