Di Akhir Era Jokowi, RI Punya Pabrik Baterai Raksasa
Wikimedan – Di Akhir Era Jokowi, RI Punya Pabrik Baterai Raksasa. Indonesia pada tahun 2024 mendatang diperkirakan akan memiliki proyek baterai kendaraan listrik pertama. Tak tanggung-tanggung, proyek baterai kendaraan listrik ini dikabarkan menjadi terbesar di Asia Tenggara.
Proyek baterai “raksasa” yang dimaksud di sini yaitu pabrik sel baterai kendaraan listrik senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) yang dibangun konsorsium Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.
Proyek pabrik baterai kendaraan listrik ini dibangun di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan pabrik ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Adapun proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024 mendatang.
“Project Omega di Karawang konstruksi hampir 70-80%, nilai investasi US$ 1,1 miliar dan ini awal dari Indonesia menjadi EV Production Hub, dia terintegrasi dengan pabrik mobil Hyundai. Dia produksi juga tidak hanya buat Indonesia saja tapi juga diekspor,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (12/4/2023).
Toto mengatakan, kapasitas produksi baterai pada pabrik tersebut di tahun 2024 ditargetkan dapat mencapai 10 Giga Watt hour (GWh). Adapun IBC diberikan kesempatan untuk dapat masuk dalam pengelolaan pabrik tersebut, meski hanya beberapa persen.
“Kita BUMN diberi kesempatan dinegosiasikan untuk masuk ke situ secara minoritas memang gak besar hampir 5% dan saat ini dari project Omega sendiri konstruksi 80% di Karawang dan siap beroperasi 2024,” katanya.
Di sisi lain, di luar proyek tersebut, IBC sendiri juga telah menggandeng dua mitra raksasa baterai kendaraan listrik dunia untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di Tanah Air.
Dua mitra tersebut yakni perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution (LGES).
Dalam kerja sama tersebut, PT Antam nantinya bakal menyediakan sumber daya nikel hingga pembangunan smelter, baik berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) maupun High Pressure Acid Leaching (HPAL).