Teknologi

Deutsche Telekom Targetkan Peluncuran 5G Pada 2020

Indodax


[ad_1]

Foto: www.telekom.com

Jakarta, Wikimedan – Ketersediaan perangkat akan memainkan peran kunci dalam menentukan strategi peluncuran 5G. Meski demikian, operator meyakini bahwa rencana komersialisasi 5G tak berubah. Salah satu operator yang optimis dengan jadwal peluncuran teknologi selular generasi kelima itu adalah raksasa Jerman, Deutsche Telekom.

Seperti dikutip kantor berita Reuters, CEO Deutsche Telekom Timotheus Hoettges, memastikan bahwa peluncuran 5G dapat dilaksanakan pada 2020.

Dalam sebuah pernyataan, Timotheus mengatakan bahwa Deutsche Telekom akan terus berinvestasi dalam membangun jaringan generasi berikutnya di Jerman, di mana lisensi akan dilelang pada 2019. Perusahaan berencana untuk menggelontorkan € 5,5 miliar per tahun untuk membangun jaringan 5G.

Hoettges mengatakan kerjasama dalam membangun jaringan serat akan membentuk komponen kunci dalam penggelaran 5G di Jerman, mencatat teknologi yang terakhir akan menjadi elemen penting dalam hal menambah nilai bagi pelanggan Deutsche Telekom, kantor berita menyatakan.

Komentar itu datang beberapa hari setelah Deutsche Telekom dan Telefonica mengungkapkan kesepakatan untuk menghubungkan sekitar 5.000 BTS ke jaringan serat yang ada di Jerman. Sebuah langkah yang dikatakan operator akan memungkinkannya untuk “mendedikasikan efek sinergi yang ditangkap secara langsung” untuk ekspansi jaringan sendiri dan meletakkan fondasi untuk peluncuran 5G.

Namun Hoettges juga mengatakan konsensus yang lebih luas tentang 5G diperlukan untuk memastikan Eropa bisa bersaing dengan negara terdepan lainnya dalam pengembangan 5G.

Negara-negara termasuk Cina, Korea Selatan dan AS, secara luas diperkirakan menjadi yang pertama untuk menyebarkan jaringan komersial.

Politisi Jerman bulan lalu mendapat kecaman dari regulator Bundesnetzagentur atas panggilan bagi operator untuk menyediakan jaringan 5G di seluruh negeri, persyaratan yang termasuk dalam rancangan rencana untuk pelelangan spektrum di frekuensi 2GHz dan 3.6GHz.

Regulator meyakini tujuan tersebut akan “terlalu mahal” dan bahwa operator harus fokus pertama-tama untuk mencakup rute transportasi utama dan daerah pedesaan.

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *