Curhat Rekanan di Atam : Konsultan dan Pengawas Proyek Tidak Profesional
ACEH TAMIANG, Wikimedan | Hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 2018 di beberapa Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Aceh Tamiang pada sejumlah proyek banyak bermasalah, terutama pada volume kerja yang tidak sesuai gambar dan Rencana Anggaran Bangunan (RAB).
Temuan itu membuat sejumlah rekanan “meriang” karena pada prinsipnya rekanan bekerja sesuai gambar. Namun anehnya, temuan BPK itu ternyata merujuk pada RAB dan gambar yang tidak sesuai.
Volume pekerjaan ada tetapi pada gambar tidak ada. Ini membuktikan bahwa kerja yang tidak [rofesional berdampak besar pada hasil pekerjaan di lapangan.
Hal itu terbukti dengan adanya rekanan yang harus mengembalikan uang ke kas negara dikarenakan temuan BPK yang menyebutkan kurangnya volume pekerjaan. Temuan itu dipicu oleh tidak sesuainya RAB dengan gambar yang ada.
Salahsatunya adalah Syariful Alam, salah satu rekanan yang menjadi korban akibat tidak profesionalnya konsultan perencana dan pengawas harus mengembalikan sejumlah uang ke kas negara, karena dipandang volume kerjanya masih kurang.
Syariful harus mengembalikan uang sebesar Rp4.868.053 dikarenakan kurangnya volume pekerjaan kolom praktis 11/11 cm, balok gantung 12/25 cm, cor kanopi. Lalu rangka atap baja Zincalume, atap genteng metal uk.03 dan plafont PVC 8 mm dengan rangka furing dan list profil.
“Di dalam gambar keenam item pekerjaan tersebut tidak ada dibuat. Anehnya di RAB secara inplisit ada tetapi konsultan pengawas tidak memperhatikannya, sehingga pekerja binggung. Pada gambar tidak ada, di RAB ada,” jelas Syariful kepada wartawan ini menjelaskan Selasa (18/12/2018).
Seharusnya sambung dia, konsultan pengawas benar-banar memperhatikan hasil pekerjaan. Jika ada volume pekerjaan yang kurang maka bisa dikerjakan dan gambar bangunan tersebut harus diubah. “Hal inilah yang saya alamai, gambar dan RAB tidak sama sehingga rekanan menjadi temuan BPK,” jelas Syariful kesal.
Atas alasan itulah, dirinya minta seluruh SKPK yang ada di Aceh Tamiang, harus selektif dalam menggunakan jasa konsultan. Pilihlah konsultan yang benar benar professional, kredibel, bisa melihat kondisi yang nyata, bukan abal-abal hanya pandai buat gambar tetapi tidak pernah tahu kondisi lapangan yang sebenarnya.
“Seperti kejadian ini yang ditemukan BPK pada sejumlah proyek. Hal itu dikarenakan para konsultannya ‘kaleng-kaleng’,” ujar Syariful Alam geram.(ABS)
Kategori : Berita Medan