Cerita Dosen Lulusan University of Newcastle Jadi Korban Body Shaming
Wikimedan – Masih ingat dengan cerita Maulina Pia Wulandari PhD, dosen Universitas Brawijaya (UB) yang menjadi korban body shaming?
Pia membawa kasusnya ke ranah hukum. Dia melaporkan pelaku yang telah membuat foto dan mengolok-olok bagian tubuhnya untuk lelucon, ke Mapolres Malang Kota, Juli lalu.
Kepada Wikimedan, Pia bercerita dia sudah mendapatkan pemintaan maaf dari pelaku body shaming. Pelaku adalah seorang PNS di salah satu kota yang ada di Kalimantan Timur.

“Pelaku sudah minta maaf walau nggak langsung ke saya tapi dia tulis di wall Facebook miliknya,” kata Pia, belum lama ini.
Meski begitu, Pia mengaku tetap melanjutkan proses hukumnya. Alasannya, agar tidak ada lagi korban body shaming seperti dia. Selain itu untuk memberi efek jera.
“Saya dikabari penyidik, tetap proses. Kalau berapa orang yang sudah dipanggil saya nggak tahu ya,” kata ahli public relation itu.
Lulusan University of Newcastle itu menjelaskan, sebelumnya dia tidak pernah mengalami body shaming. Sehingga ketika menjadi korban semacam ini, designer khusus busana wanita ukuran besar itu cukup kaget dan tersinggung.
“Saya nggak pernah, baru kali ini,” tegasnya.
Jika Pia berani untuk melaporkan body shaming, ada korban lain yang memilih diam. Salah satunya adalah Diana Putri, 24. Freelancer di bidang organizer dulunya kerap mengalami body shaming. Ini karena kulitnya yang gelap.
“Sejak SD sih, karena aku kan hitam. Disebut areng (arang) gitu,” kata dia.
Awalnya dia sedih karena kerap dihina. Tapi lama-lama dia mencoba memberi pengertian ke teman dan orang sekitarnya. Bahkan sekarang dia bangga karena kulit hitam.
Tidak jarang dia berkelakar dengan kulit hitam dia tetap terlihat manis. Kuncinya, lanjut dia, tetap percaya diri walau hitam.
“Saya bilang, hitam gini selera bule karena bule-bule suka kulit gelap gini. Saya bilang ke teman, saya nggak hitam hanya eksotis,” tegasnya sembari tertawa.
(tik/JPC)
Kategori : Berita Nasional