Berita Nasional

Bidik Dana di Pasar Modal, Riscon Realty Matangkan Rencana IPO

Indodax


[ad_1]






Wikimedan PT Riscon Victory (Ricon Realty) tengah mematangkan rencana untuk melepas sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (IPO). Kini tahapan telah masuk pada fase pemeringkatan oleh lembaga rating domestik.





Presiden Direktur Riscon Realty, Ari Tri Priyono menjelaskan, rencana penggalangan dana dari pasar modal melalui mekanisme IPO tersebut sebagai alternatif penguatan struktur permodalan perseroan.





“Kami sudah mempersiapkan untuk IPO dan telah melakukan rating. Diharapkan tahun ini sudah mendapatkan rating BBB+,” kata Ari di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (20/9).





Lebih jauh, Ari menyebutkan, pihaknya kini tengah mengincar pendanaan senilai Rp1,5 triliun untuk penambahan land bank. “Untuk IPO, diharapkan dalam dua tahun sudah bisa dilakukan,” ujarnya.





Dia mengatakan, saat ini total luas land bank Riscon Realty mencapai 200 hektare yang tersebar di Jawa Barat. “Pada tahun ini kami menyiapkan dana untuk pengembangan sebesar Rp500 miliar. Jadi, kebutuhan dana investasi untuk tahun ini saja sebesar Rp1 triliun,” ucap Ari.





Menurutnya, sejak akhir 2017 perseroan mampu meraup dana dari penerbitan Surat Berharga Investasi Jangka Pendek (SBI-JP) sebesar Rp500 miliar untuk proyek perumahan dan akuisisi lahan di jawa Barat.






“Pada tahun ini, kebutuhan dana investasi Rp 1 triliun itu sebesar 75 persennya dari SBI,” imbuhnya.






Ari menyebutkan, per akhir Juni 2018 Riscon Realty mencatatkan kenaikan pendapat lebih dari 100 persen menjadi Rp150 miliar dibanding perolehan per Juni 2017 senilai Rp70 triliun. “Setiap tahunnya, sebesar 60 persen dari total penjualan kami akan terjadi pada empat bulan terakhir menjelang penutupan tahun,” tuturnya.





Menurut Ari, per Agustus tahun ini nilai penjualan sudah mencapai Rp200 miliar, sehingga pada akhir tahun ini akan mencapai Rp310 miliar. “Kami optimistis akan meraih peningkatan penjualan yang signifikan di tahun ini, karena kami fokus di rumah menengah ke bawah,” tuturnya.





Ari menambahkan, sejak tahun lalu industri properti sangat tertekan, tercermin dari perlambatan pertumbuhan nilai penjualan pada hunian kelas menengah ke atas. “Berdasarkan data Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), pada Agustus 2018 industri properti tidak lebih baik dari tahun kemarin,” tandasnya.





(mys/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *