Berlayar Bersama Costa NeoRomantica (2-habis)
Dari belasan armada Costa Cruise, kapal Costa NeoRomantica adalah satu-satunya yang punya oven kayu. Wartawan Jawa Pos Any Rufaidah menyaksikan sendiri penggunaan api dalam tungku untuk memanggang pizza khas Napoli, Italia, dalam pelayaran pertengahan bulan lalu.—COSTA NeoRomantica menawarkan begitu banyak pilihan makanan. Jika di hotel hanya sarapan yang gratis, di kapal pesiar semua gratis. Baik sarapan, makan siang, maupun makan malam. Belum lagi camilan di antara waktumakan. Bahkan, camilan tersedia sampai tengah malam. Karena itu, saya yang berlayar padaRamadan tetap bisa sahur dan puasa dengan nyaman.Selain Botticelli yang menyediakan makanan dengan konsep fine dining, ada Giardino yang sistemnya prasmanan. Jika ingin sajian yang berbeda, bisa pilih La Fiorentina Steak House dan Casanova. Dua restoran itu berbayar. Di Casanova, penumpang bisa menikmati sajian dari chef Umberto Bombana yang restorannya di Hongkong, Shanghai, dan Beijing berpredikat lima Michelin Star.Paket santap di Casanova dibanderol dengan harga USD 59 atau Rp 841 ribu. Sayang, karena padatnya acara,saya tak sempat menjajal makan malam di Casanova. Empat restoran Costa Neo Romantica itu memang menggiurkan. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah Pizza Napoli yang menyajikan pizza dengan cita rasa otentik Italia.Agar cita rasanya kian kuat, selain bahan didatangkan langsung dari Italia, pizza di restoran itu dipanggang dengan oven kayu. ”Kalau pakai oven kayu, pizza hanya dipanggang 40–60 detik. Asap dari kayu menambahkan cita rasayang khas,” kata Pasquale Ciarmiello, executive chef, saat ditemui Selasa (21/5). Untuk satu pan pizza berukuran besar, konsumen harus membayar USD 8,50 atau Rp 121 ribu. Satu pan pizza bisa dinikmati dua hingga tiga orang.
LEZAT: Pizza yangdipanggang denganoven kayu di PizzaNapoli. (Any Rufaidah/Jawa Pos)Menurut Pasquale, memasak dengan oven kayu yang melibatkan api butuh standar pengamanan yang tinggi. ”Harus memasang tiga sprinkler di dalam, di luar, di bawah oven, dan banyak lagi,” jelasnya. Sebab, biasanya proses memasak di kapal pesiar tidak melibatkan api. Cukup listrik atau uap dari mesin saja. Semua alat masak juga didesain khusus agar bahan makanan tidak tumpah saat kapal diguncang ombak.Karena bahan-bahan didatangkan dari Italia, Pasquale harus merencanakan semua dengan matang. Hal itu dibenarkan oleh Salvatore Barlassini, direktur FnB Costa NeoRomantica. Logistik membutuhkan perencanaan yangbenar-benar matang. Apalagi jika kapal membawa ribuan penumpang.”Kalau salah perhitungan, bisa-bisa penumpangnya kelaparan,” katanya ketika menemani kami mengikuti tur ke dapur Botticelli. Total, ada enam dapur di kapal. Dapur Botticelli adalah yang terbesar.Untuk satu kali pelayaran selama sembilan hari seperti yang saya ikuti, menurut Salvatore, dibutuhkan 24 ribu kilogram telur dan 3 ribu kilogram tepung. ”Kalau pasta, sekitar 250 kilogram,” jelasnya. Belum lagi daging, ayam, buah, dan sayur. ”Semua harus dihitung dengan cermat agar kami tidak membuang-buang makanan,” sahut sous chef Alberto Bologna yang juga menemani kami keliling dapur.