Berita Nasional

Berita : Soal Hoax di Medsos, Dosen UMM: Otak Sering Kalah dengan Jempol

Indodax


Wikimedan– Media sosial telah tumbuh pesat dan sangat menentukan perilaku milenial. Menurut salah satu dosen UMM, Nurudin, media sosial berkembang atau sengaja dikembangkan seolah sebagai agama. Sebab masyarakat cenderung berkaca pada media sosial, layaknya ajaran agama.

“Padahal sebagian pesan media sosial perlu diyakini sebagai sebuah kebohongan yang dilegalkan,” kata dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut, Kamis (17/1).

Tentu saja dampak carut-marut pesan media sosial tidak hanya hoax di mana-mana. Tetapi juga suasana saling membenci, mencaci, dan menghujat antar sesama.

Melihat perkembanganya, media sosial berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa. Media sosial telah menciptakan komunikasi di masyarakat berjalan dengan tidak tulus.

Menurut Nurudin, penyebaran hoax ternyata bisa dilakukan siapapun. Tak dimungkiri, masyarakat sedang terbuai dan dimudahkan dengan teknologi. Mereka kebanyakan asal menyebar berita. Bukan berdasarkan benar atau salahnya, melainkan sesuai dengan kecenderungan dirinya.

“Otak kita seringkali kalah cepat dari jempol kita. Apalagi di tengah situasi politik saat ini, tidak bisa dimungkiri hoax menjadi sangat politis,” ungkapnya.

Media sosial menjadi lahan paling subur penyebaran hoax. Sementara di media mainstream, hoax dapat ditekan karena terdiri dari sistem pemberitaan yang profesional.

“Mereka punya karyawan, punya pembaca, punya penonton, sehingga kalau menyebar hoax ya mesti hati-hati. Kalau tidak, akan diingatkan oleh aparat hukum. Konsekuensi terberatnya, media itu bakal bubar,” bebernya.

Sementara hoax, biasanya disebarkan oleh aktor individual. Jika terindikasi akun yang dikelolanya terbukti melakukan aksi penyebaran berita bohong, mudah saja. Yang lantas dilakukan adalah menghapus akunnya.

Tugas mencerdaskan masyarakat tentang melek media bukan cuma berlaku bagi para akademisi seperti dirinya. Melek media itu adalah sadar, bahwa media selalu punya dampak negatif. Kalau sudah sadar, orang cenderung berhati-hati.

“Inilah yang disebut dengan praktik media literasi,” tandasnya.
Editor           : Dida Tenola
Reporter      : Dian Ayu Antika Hapsari

Kategori : Berita Nasional
Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/17/01/2019/soal-hoax-di-medsos-dosen-umm-otak-sering-kalah-dengan-jempol

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *