Berita Nasional

Berita : Azwar Anas Mundur karena Foto Syur, Khofifah Mundur Fokus Pilgub Jatim

Indodax


Wikimedan – Memasuki pengujung tahun, geliat politik tanah air tak kunjung surut. Ya, sejak awal tahun, sejumlah peristiwa politik memang mewarnai perjalanan tahun Anjing Tanah ini.
Wikimedan pun merangkum kilas balik beberapa peristiwa penting politik tanah air, termasuk agenda persiapan pemilu 2019. Berikut ulasannya.
Azwar Anas Mundur dari Pilgub Jatim
Mengawali tahun politik, kejadian tak mengenakkan menimpa Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang kala itu maju sebagai bakal calon wakil gubernur Jawa Timur. Sebuah foto syur diduga mirip dirinya beredar luas.
Polemik pun bermunculan hingga akhirnya bupati yang berhasil mengubah wajah Banyuwangi itu, mengembalikan mandat ke Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Dengan berlinang air mata, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan pengunduran diri Azwar Anas, pada 6 Januari 2018.
Hasto mengecam adanya politik kotor yang dilakukan oleh oknum dengan menyebarkan foto syur diduga mirip Azwar Anas. “Bahwa siapapun yang menggunakan segala cara tidak akan menang. Mereka akan dikalahkan oleh kekuatan rakyat itu sendiri,” katanya sembari menahan tangis.
Saat memberikan keterangan kepada awak media, dengan tangan bergetar Hasto terlihat beberapa kali megusap matanya dengan sapu tangan warna biru muda. Di mata Hasto, Azwar Anas merupakan sosok yang jujur dan beprestasi.
Azwar Anas berhasil mengubah Kabupaten Banyuwangi menjadi lebih baik. “Sekarang tiba-tiba berubah dengan cepat, rakyatnya hidupnya lebih baik. Tapi kemudian hanya karena kekuasaan, lalu ada yang menggunakan cara-cara keji,” katanya.
Usai Azwar Anas mundur, PDIP pun mengalihkan mandat kepada Puti Guntur Soekarno. Puti menjadi calon wakil gubernur, mendampingi Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.

Ketua MA Hatta Ali saat melantik Ketua DPR Bambang Soesatyo Senin (15/1). (Hendra Eka/Jawa Pos)

Bamsoet Gantikan Setya Novanto jadi Ketua DPR
Peristiwa tak kalah penting lain juga terjadi pada awal tahun ini. Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) resmi menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI, pada 15 Januari 2018.
Pergantian pucuk kepemimpinan di parlemen ini dikarenakan ‘Papa’ Setya Novanto menjadi pesakitan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Pergantian ketua DPR ini sempat ricuh, lantaran kandidat yang ditunjuk Setya Novanto, yakni Aziz Syamsuddin mendapat penolakan dari rekan-rekan satu fraksinya.
Puluhan anggota Fraksi Partai Golkar di DPR mengumpulkan tanda tangan menolak Aziz Syamsuddin sebagai ketua DPR RI.
 

Idrus Marham dan Khofifah Indar Parawansa saat perombakan kabinet. (Bayu Putra/Jawa Pos)

Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi-JK III
Dua hari berselang pasca pelantikan Bamsoet, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan perombakan (reshuffle) kabinet jilid III, pada 17 Januari 2018. Reshuffle kabinet kali ini dilakukan lantaran Menteri Sosial, kala itu, Khofifah Indar Parawansa mengundurkan diri, untuk maju di Pilgub Jatim.
Jabatan Khofifah pun diisi oleh Idrus Marham. Meski tak lama kemudian, atau tepatnya pada 24 Agustus 2018, Idrus menyusul mengundurkan diri lantaran tersandung kasus korupsi suap proyek PLTU Riau-1. Posisi Idrus lantas digantikan oleh Agus Gumiwang Kartasasmita.
Selain Khofifah, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang selama ini dipegang oleh Teten Masduki digantikan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko. Kemudian, Marsekal Madya Yuyu Sutisna dilantik sebagai KSAU, menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang sudah menjadi Panglima TNI.
 

Infografis peristiwa politik terhangat sepanjang 2018. (Kokoh Praba/Wikimedan)

Blunder Pasal LGBT dalam RKHUP
Perluasan pasal yang mengatur perzinaan dan kriminalisasi LGBT mengemuka dalam pembahasan RKUHP. Isu inipun menjadi gorengan politik. Sejumlah elite menuding pihak lain yang sepakat adanya perluasan pasal ini, sebagai pendukung LGBT.
Bahkan Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyebut ada lima partai politik (parpol) yang ‘menyetujui’ LGBT. Sayangnya, pria yang akrab disapa Zulhas itu enggan membeberkan nama-nama parpol yang dimaksud.
Sementara PAN, tegas Zulhas, tentu tidak mendukung adanya LGBT. “Saat ini masih terjadi juga kesenjangan politik. Kesenjangan politik seperti apa? Ya lihat saja masyarakat maunya A, tapi partai politik di DPR maunya B,” katanya.
Merespons tudingan Zulhas itu, masing-masing partai bereaksi. Mereka menegaskan tidak ada fraksi yang mendukung LGBT. Merekapun mempertanyakan maksud pernyataan Zulhas
(gwn/JPC)

Kategori : Berita Nasional
Sumber : https://jawapos.com/politik/30/12/2018/azwar-anas-mundur-karena-foto-syur-khofifah-mundur-fokus-pilgub-jatim

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *