Berita : 5 Inspirasi Busana Hasil Pengolahan Limbah Seprai di Linens For Life
Wikimedan – Kesadaran untuk menjaga lingkungan tak hanya sekedar memakai produk ramah lingkungan tetapi juga mengetahui bagaimana mengolah limbah. Tak banyak yang tahu bahwa limbah berasal dari bahan-bahan kain yang dapat diolah kembali.
Sekolah Mode Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo dengan antusias menerima ajakan dari AccorHotels, grup multinasional jaringan hotel, resor, dan properti vakansi, untuk mengolah limbah yang diberi tajuk Linens For Life. Menurut pimpinan sekolah, Susan Budihardjo untuk mendaur ulang limbah perlengkapan hotel yang terbuat dari kain semacam seprai, handuk, seragam, tirai, tersebut menjadi berbagai jenis busana serta elemen mode diperlukan arahan.
LPTB Susan Budihardjo menawarkan, dalam 12 bulan ke depan sekolah mode yang sudah hampir 40 tahun berdiri itu akan menurunkan tenaga pengajarnya untuk berbagi ilmu terapan praktis kepada kelompok ibu-ibu berpendapatan rendah. Mereka sudah ada dalam binaan AccorHotels agar dapat menciptakan benda bermanfaat dan dapat dijual. Ada langkah yang harus mereka lakukan terlebih dahulu.
Salah satu inspirasi busana dari pengolahan limbah sprei (Tim Muara Bagdja)
Langkah pertama menciptakan karya dari pola jahit yang telah disediakan oleh LPTB Susan Budihardjo misalnya tas, apron, hingga kimono. Selanjutnya secara bertahap pengajaran ditingkatkan hingga akhirnya penerima pelatihan dapat menciptakan karyanya sendiri.
“Bagi kami sendiri, menjadikan limbah sebagai bahan dasar mencipta baju adalah tantangan, karena hasil karya busana kami harus membuat orang merasa gaya,” ujar Susan Budihardjo, pimpinan LPTB Susan Budihardjo. Selain kreativitas, unsur higienis juga diperhitungkan.
Penggodokan ulang dan pencelupan warna diterapkan untuk membuang rasa tidak nyaman saat mengenakan barang bekas. Unsur gaya didominasikan dengan karakter desain yang kuat dan membuat orang tidak lagi melihat dari mana bahan bermula.
Siapa sangka jika dari selembar bahan bekas dapat tercipta beragam busana, mulai busana santai, pakaian olahraga, gaun malam, bahkan baju winter coat sekali pun. Guru-guru dan desainer lulusan LPTB Susan Budihardjo menyambut turut berpartisipasi dalam menciptakan busana dari olahan limbah ini.
Tujuh puluh set busana ciptaan mereka akan langsung dilelang secara tertutup. Hasil penjualan didonasikan untuk membantu pembiayaan program Linens for Life. Berikut ini beberapa busana beserta desainer yang telah dipersembahkan pada Linens For Life!
1. Yulia Tori: After Sport
Para model menampilkan lima busana resor yang sporty ciptaan Yulia Tori. Kesan bekas dari seprai dan handuk dihilangkan hingga berganti warna emerald dengan teknik pencelupan.
Napas resor terasa dalam siluet gaun yang longgar berbahan seprai dan handuk, sedangkan untuk mendapatkan kesan sporty yang menjadi signature style Yulia mengambil bahan spandex sebagai bahan khas olahraga dalam berwarna senada.
2. Vidya: Inspiring Sunset
Padu padan lima set busana terinspirasi dari debur ombak dan hangatnya mentari sore hari di pantai Bali. Tiap set terdiri dari dua hingga tiga potong baju.
Padanan celana 7/8 dengan blus, rok flowy asimetris lebar berpadanan luaran yang meleluasakan gerak, jaket bomber yang dipadukan dengan baju, dan rok berpotongan seksi yang menggunakan teknik drapping. Warna oranye, biru langit, kuning dan ocean blue lahir dari teknik celup (tie-dye) yang menjadi motif berpola shibori (ikat celup), suminagashi (lukis celup) dan ombre (celup bergradasi) untuk menghilangkan karakter seprai yang lusuh.
3. Ni Putri Indah: Adam dan Hawa
Tiga gaun cocktail dan dua jumpsuits hitam berasal dari seprai. Baju hitam dihasilkan dari pencelupan. Kemudian dijadikan sebagai bahan dasar busana. Setiap baju yang ditampilkan mengusung karakter laki-laki dan perempuan karena terinspirasi Adam dan Hawa dalam aroma cosmopolitan.
Lahirlah gaun-gaun cocktail yang bergaris ringkas atau jumpsuits dengan potongan celana lurus sebagai representasi laki-laki, bersanding dengan elemen ruffles dari bahan mengilat di sana-sini serta manik-manik dekoratif yang menyeruakkan kesan mewah sekaligus elegan khas perempuan.
4. Ni Luh Putu Kurnia Widya Putri: Garden Of Eden
Penampilan tujuh busana yang diciptakan Ni Luh Putu Kurnia terinspirasi dari Adam dan Eve yang merefleksikan sifat polos, tanpa malu dan bebas. Setiap lembar busana mempunyai ceritanya masing-masing.
Eve diterjemahkan ke dalam lima busana yang menggunakan warna nude untuk menyatakan kepolosan dengan sentuhan warna gelap hasil cat tangan di atas seprai untuk menerangkan passion yang ada di dalam citra lugu. Permainan siluet, aksen ruffles yang berubah, serta nada warna dalam gaun-gaun panjang yang ditampilkan menerangkan perubahan sifat Eve.
Sosok Adam menjelma menjadi dua set busana pria yang mendapat sentuhan ruffles dalam bentuk yang lebih acak dalam warna biru legam dengan bahan handuk untuk merefleksikan gairah dan kekuatan Adam.
5. Andre Puspa : The Birth Of Rebellion
Lima setel blus bersiluet A-line, bergaris tegas, memperlihatkan cita rasa misterius dan provokatif yang dipersembahan dalam palet warna aqua, coral, ultramarine, magenta, dan hitam, hasil pencelupan ini tampil unik di atas panggung. Atasan semacam cape dengan tudung, atau dengan detail serupa bretel pendek, blus dengan pola sejenis, merupakan tawaran menarik bagi mereka yang menyukai gaya busana bergaris tegas dengan sentuhan gaya maskulin.
Elemen dekoratif hadir mendramatisir desain yang diinterpretasikan dari label-label terkenal dunia sebagai penguat ide. Faktor pembeda busana androgini ini terletak pada celana.
Skinny pants dikenakan oleh model perempuan dan ninja pants untuk lelaki. Aksesori kacamata goggle, dan topeng gas anti polutan mempertegas gagasan pemberontak yang merupakan inspirasi utama koleksi Andre Puspa.
Editor : Deti Mega Purnamasari
Reporter : Inriyani Sembiring