Berbagi Kasih untuk Meringankan Beban Korban Gempa Palu
[ad_1]
Palu tengah dilanda duka akibat gempa gempa 7,7 SR yang disusul oleh gelombang tsunami pada hari Jumat tanggal 28 September 2018 lalu. Bencana ini mengakibatkan kerusakan dahsyat pada sebagian besar wilayah di kota Palu khususnya di Kabupaten Donggala. Tak hanya kerusakan fisik, ribuan nyawa melayang akibat bencana gempa dan tsunami ini.

Bencana alam selalu meninggalkan duka yang mendalam bagi para korban. Apa yang terjadi di kota Palu hari Jumat lalu tak hanya memberikan duka mendalam bagi warga Palu namun juga bagi seluruh warga Indonesia. Sebagai bangsa satu tanah air, jelas kita semua juga merasakan duka akibat bencana dahsyat yang terjadi di kota Palu.
Pasca terjadinya gempa dan tsunami, kota Palu mengalami kerusakan dahsyat. Gedung-gedung besar runtuh, jembatan kuning ikon kota Palu runtuh, bahkan ada satu perkampungan yang rata karena tertimbun lumpur. Rumah-rumah di pesisir pantai hancur tersapu gelombang tsunami. Singkatnya, seolah tak ada yang tersisa dari kota Palu.
Ribuan Nyawa Melayang
Bencana gempa dan tsunami yang terjadi Donggala, Palu telah menimbulkan ribuan nyawa melayang. Setidaknya hingga saat ini kurang lebih sudah 1.300 korban jiwa ditemukan. Namun tampaknya angka ini akan terus bertambah mengingat proses evakuasi yang masih terus dilakukan. Ditambah lagi fakta bahwa masih ada beberapa wilayah yang sama sekali belum tersentuh untuk dievakuasi.
Ribuan orang terkubur hidup-hidup setelah gempa mengguncang tanah Palu. Tak hanya menimbulkan korban nyawa, banyak juga korban selamat yang harus menderita luka ringan hingga berat. Tak hanya luka fisik, korban-korban gempa Palu juga harus menderita luka batin akibat trauma yang didapat pasca bencana gempa dan tsunami ini.
Anak-Anak Korban Gempa dan Tsunami
Anak-anak mendapatkan perhatian khusus akibat gempa dan tsunami di tanah Palu. Banyak sekali korban anak-anak entah itu korban jiwa maupun korban selamat. Tak sedikit pula anak-anak yang harus terpisah dari orang tuanya dan sampai saat ini belum bisa menemukan keberadaan orang tuanya.

Anak-anak korban selamat akibat gempa dan tsunami di tanah Palu tidak hanya mengalami luka fisik yang harus mereka tahan. Korban anak-anak juga harus mengalami tekanan akibat rasa takut yang dahsyat. Rasa trauma terus membayangi mereka dan hal ini tidak akan bisa disembuhkan dalam waktu yang singkat. Donasi gempa Palu dipublikasikan banyak orang maupun Lembaga untuk membantu anak-anak tersebut.
Kehilangan Orang-Orang Tercinta
Banyak kisah pilu yang muncul akibat bencana gempa dan tsunami di Palu. Anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya, dan banyak sekali orang yang kehilangan keluarga serta sahabat. Kisah-kisah pengorbanan yang dramatis menjadi sorotan dan membuat siapapun yang mendengarnya akan tersentuh.
Salah satu kisah pengorbanan yang menjadi sorotan dari peristiwa gempa dan tsunami Palu ini adalah kisah Anthonius Gunawan Agung (22). Anthonius merupakan petugas air traffic control (ATC) yang bertugas mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231. Pesawat ini menjadi pesawat terakhir yang lepas landas tepat sebelum bencana gempa dan tsunami melanda Palu.
Anthonius meninggal dunia demi menyelesaikan tugasnya mengarahkan pesawat Batik Air untuk lepas landas dengan selamat. Pengorbanan Anthonius tentu akan menjadi kisah heroik yang akan selalu kita kenang. Kisah ini seharusnya menginspirasi kita untuk ikut merangkul memberikan bantuan kepada para korban gempa dan tsunami di Palu.
Donasi dalam bentuk apapun akan sangat berharga bagi para korban gempa dan tsunami Palu. Jadi, mari kita berikan donasi dalam bentuk apapun entah uang ataupun barang kepada korban gempa dan tsunami Palu. Salurkan donasi Anda melalui pos-pos donasi terdekat yang bisa Anda jangkau sekarang juga!
[ad_2]