Berita Nasional

Bedhaya Anglir Mendung Buka Prosesi Jumenengan KGPAA Mangkunegara IX

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Mangkunegaran menggelar prosesi Tingalan Wiyosan Jumenengan Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IX yang ke-31, Rabu (19/9). Prosesi peringatan kenaikan tahta Mangkunegara ini dibuka dengan penampilan tujuh penari yang membawakan tarian sakral tari Bedhaya Anglir Mendung.





Tarian ini menjadi salah satu tarian sakral yang hanya digelar dalam upacara peringatan kenaikan tahta KGPAA Mangkunegara. Tarian ini mengisahkan peperangan yang dilakukan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo melawan penjajah. Pertempuran tersebut terjadi tahun 1752 di Ponorogo.






Pertunjukan tari sendiri dimulai dari keluarnya tujuh penari menuju pendapi. Para penari didampingi oleh dua orang pendamping berbusana hitam. Setibanya di pendapi, para penari langsung mementaskan tarian sakral tersebut. Para penari menggunakan properti tari berupa panah kecil.


Bedhaya Anglir Mendung Buka Prosesi Jumenengan KGPAA Mangkunegara IX





Para penari begitu luwes menarikan setiap gerakannya. Mengikuti gending yang dibawakan oleh para penabuh gamelan. Tarian sakral itu tampak begitu sempurna disajikan di hadapan ratusan pasang mata tamu undangan. Para tamu tampak begitu seksama menyaksikan setiap liuk gerak para penari.





Tidak sedikit yang merekam momen tersebut menggunakan smartphone yang dibawanya. Lebih kurang 40 menit, ketujuh penari mempertunjukkan tariannya. Dan riuh tepuk tangan tamu undangan menjadi penghargaan dari penampilan para penari.





Usai tarian Bedhaya Anglir Mendung, prosesi Tingalan Wiyosan Jumenengan KGPAA Mangkunegara IX ke-31 dilanjutkan dengan kekancingan atau pemberian gelar. Gelar diberikan kepada sosok yang dianggap memiliki jasa terhadap Mangkunegaran.






Sedikitnya ada 32 sosok yang mendapat kekancingan. Beberapa diantaranya yakni Gatot Nurmantyo dan Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto. Salah satu panitia, Joko Pramodyo menjelaskan, bahwa prosesi Tingalan Wiyosan Jumenengan menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahunnya.






“Ini menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahun, nanti juga ada beberapa abdi dalem yang diwisuda,” terang Joko. 





(apl/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *