Kesehatan

Apakah Penyakit Hipertensi Paru Bisa Sembuh Total?

Indodax


[ad_1]

Tekanan darah tinggi tak hanya menyerang tubuh secara keseluruhan, tetapi juga bisa mengenai paru-paru. Tekanan darah tinggi pada pembuluh paru dikenal dengan istilah hipertensi paru. Meski penyakit ini masih terbilang jarang, menurut data dari Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI) tingkat kematiannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan kanker payudara dan kolorektal.

Apa itu hipertensi paru?

penyebab asma kambuh

Hipertensi paru adalah kondisi yang terjadi saat tekanan darah pada pembuluh arteri di paru-paru (arteri pulmonal) terlalu tinggi. Arteri pulmonal adalah pembuluh darah yang membawa darah kurang oksigen dan kaya karbon dioksida ke serambi kanan jantung.

Tekanan darah yang tinggi ini terjadi karena saluran arteri pulmonal menyempit atau menebal. Akibatnya, jantung sebelah kanan bekerja dengan sangat keras untuk memompa darah menuju paru-paru. Ketika tekanan membesar maka bilik kanan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui paru-paru. Jika dibiarkan, kondisi ini membuat otot jantung melemah dan bisa mengakibatkan gagal jantung.

Pada orang dewasa, penyakit ini biasanya ditandai dengan sesak napas yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak kunjung sembuh. Sementara pada anak, selain ditandai dengan sesak napas biasanya ditunjukkan dengan batuk terus menerus dan pertumbuhan yang terhambat.

“Di Indonesia sendiri, penyakit ini paling banyak diderita karena disebabkan oleh penyakit jantung bawaan”, ungkap dr. Lucia Kris Dinarti Sp.PD., Sp.JP, ahli hipertensi Paru Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta saat ditemui pada dialog yang diprakarsai oleh Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI) di Jakarta Selatan, Senin (24/9).

Apakah hipertensi paru bisa disembuhkan?

persiapan sebelum ekokardiografi

Menurut Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), Fascc, FAPSC, FACC., ahli hipertensi paru dari Rumah Sakit Harapan Kita, hipertensi paru pada dasarnya adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan total. Apalagi jika sudah masuk tahap yang cukup parah.

“Penyakit ini bukanlah kondisi yang berdiri sendiri, melainkan akibat dari penyakit tertentu. Oleh sebab itu, pengobatan yang dilakukan harus menyeluruh tidak bisa hanya mengobati penyakit hipertensi parunya saja. Sementara orang yang datang ke dokter biasanya sudah masuk fase parah sehingga sulit untuk diobati, ” ucap Prof. Bambang Budi dalam dialog tentang hipertensi paru di Jakarta Selatan, Senin (24/9).

Oleh sebab itu, Prof. Bambang Budi menegaskan bahwa perawatan yang diberikan dokter bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala. Untuk itu, orang dengan masalah kesehatan yang satu ini perlu mengonsumsi obat seumur hidupnya agar kondisinya tetap stabil.

“Meski tidak bisa disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk untuk memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang angka harapan hidup. Dengan begitu, saya berharap pasien bisa tetap produktif menjalani hari-harinya, ” paparnya.

Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit ini?

pergi ke dokter kandungan

Karena sebagian besar kasus hipertensi paru terjadi akibat penyakit tertentu, maka yang perlu dilakukan ialah rutin melakukan medical check up.

“Dengan mengecek kesehatan secara berkala, maka penyakit yang berpotensi menyebabkan hipertensi paru bisa dideteksi secara dini. Dengan begitu, dokter bisa melakukan berbagai penanganan terkait untuk mencegah keparahan kondisi di kemudian hari, ” jelas Prof. Bambang Budi.

Selain itu, baik Prof. Bambang Budi maupun Dr. Lucia Kris menyatakan bahwa Anda juga perlu peka terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Dalam penyakit ini, gejala awal yang biasanya perlu diwaspadai ialah sesak napas. Biasanya kondisi ini terjadi tanpa sebab tertentu dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan terus berulang. Jika sudah begini Anda perlu segera mengonsultasikan kondisi Anda pada dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Selain itu, hal lain yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit yang satu ini ialah dengan menghindari perkawinan sedarah. Pasalnya, perkawinan sedarah memiliki berbagai risiko seperti:

  • Anak lahir dengan cacat bawaan serius.
  • Mewariskan penyakit yang sama.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kurangnya variasi DNA.

Sehingga melakukan perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi paru, terutama jika keluarga memiliki keturunan penyakit jantung bawaan dan sederet kondisi berisiko lainnya.

Baca Juga:



[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *