Aliansi Negara Muslim Anti-Terorisme Ajak Indonesia
Wikimedan – Upaya memberantas terorisme menjadi prioritas semua negara saat ini. Tidak hanya menjadi urusan negara itu sendiri, upaya membentuk aliansi antar-negara untuk memberantas kejahatan luar biasa itu juga aktif dilakukan. Salah satu yang agresif adalah Arab Saudi.
Negara paling berpengauh di Timur Tengah itu mensponsori berdirinya koalisi militer negara-negara Islam untuk memberantas terorisme (Islamic Military Counter Terrorism Coalition/IMCTC) pada November 2017. Selama setahun sejak berdiri, Saudi berhasil menggaet 41 negara muslim di Asia dan Afrika untuk bergabung. Beberapa negara yang dikenal dekat dengan Saudi langsung bergabung, seperti Bahrain, Mesir, Kuwait, Qatar, dan Pakistan.
Agar koalisi ini semakin kuat dan efektif, IMCTC berharap Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, ikut berperan serta seperti negara tetangganya Malaysia.
“Terorisme itu terjadi lintas negara, maka mereka bisa dikalahkan jika semua negara berkoordinasi untuk memberantas segala bentuk terorisme dan ekstremisme,” jelas ketua IMCTC Jenderal Rahid Syarif di Riyadh kemarin.
Negara-negara Islam paling membutuhkan koalisi ini karena organisasi teroris telah mendistorsi nilai-nilai Islam. “IMCTC penting untuk menegakkan nilai-nilai moderasi Islam yang memegang prinsip perdamaian dan toleransi,” lanjut Jenderal Rahid Syarif.
Meskipun disponsori Arab Saudi, Jenderal Syarif adalah tokoh militer asal Pakistan. Jabatan tertinggi di IMCTC ini akan digilir di antara anggota setiap dua tahun sekali. Dalam kesempatan kemarin, IMCTC menerima kunjungan delegasi Indonesia untuk pameran budaya terbesar Al Janadriyah yang dipimpin Mayjend Syafrie Samsoedin.
Rombongan diajak berkeliling ke kantor pusat IMCTC yang sedang dalam proses akhir konstruksi. “Semua perwakilan anggota kami sediakan kantor di sini dengan fasilitas lengkap, sebuah masjid yang besar dan parkir luas sedang dalam penyelesaian,” jelas Mohammad Ibrahim Alzaben, representasi IMCTC dari militer Saudi.
Mengenai tawaran agar Indonesia berpartisipasi di IMCTC dibenarkan oleh Mayjend Sjafrie Samsoedin. Menurut mantan wakil menteri pertahanan itu, Indonesia sangat sepakat dengan nilai-nilai yang ditegakkan IMCTC.
Namun, untuk bergabung dalam sebuah aliansi militer, Indonesia terikat kepada konstitusi UUD 1945 yang menegaskan kebijaksanaan luar negeri Indonesia adalah non-blok. “Saya sudah sampaikan itu, dan mereka bisa memahaminya,” ujar Mayjend Syafrie.
Dalam kunjungan kemarin juga disampaikan Sjafrie bahwa pemberantasan terorisme harus melibatkan semua negara di dunia dan bersifat universal. “ Seluruh dunia ini, yang di dalamnya ada negara-negara Islam, berkepentingan memberantas terorisme, jangan dibalik,” jelasnya.
Sjafrie mengungkapkan ttelah menanyakan tawaran IMCTC ini kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Seperti perpektif mantan Pangdam Jaya itu , Wapres JK belum menyetujui bergabung. “Pak JK menilai kita gak bisa bergabung, sebab itu berarti melawan nilai universal yang kita tegakkan sendiri, namun kita siap mensupport jika diperlukan,” katanya.
(kim/jpk)
Kategori : Berita Nasional