7 Makanan Fermentasi Terbaik untuk Lancarkan Pencernaan
Tanpa disadari, Anda mungkin sering mengonsumsi makanan hasil fermentasi setiap hari. Entah itu tempe, tahu, tauco, kecap, tape, dan sebagainya. Jenis makanan yang satu ini diyakini baik untuk kesehatan karena mengandung probiotik alias bakteri baik di dalamnya. Akan tetapi, ternyata tidak semua makanan fermentasi itu baik dan aman untuk pencernaan, lho. Lantas, apa saja makanan fermentasi yang bisa membuat pencernaan jadi lebih lancar dan sehat? Berikut informasi lengkapnya.
Jenis makanan fermentasi yang baik untuk pencernaan
Makanan fermentasi adalah jenis makanan yang diolah dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan lainnya. Makanan ini tidak hanya meningkatkan daya simpan makanan dan kaya gizi, tapi juga dapat membantu menambah bakteri baik dalam usus.
Semakin banyak bakteri baik dalam usus, maka sistem pencernaan Anda pun akan semakin lancar. Nah, berikut ini makanan fermentasi yang bisa Anda konsumsi untuk melancarkan pencernaan.
1. Tempe
Tempe termasuk salah satu sumber protein nabati yang murah, mudah didapatkan, dan tentunya padat gizi. Pasalnya, tempe mengandung kaya asam amino esensial yang dibutuhkan untuk metabolisme dan kesehatan tubuh.
Makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai ini juga kaya probiotik, lho! Probiotik alias bakteri baik dari tempe dapat menambah jumlah bakteri alami dalam usus. Semakin banyak probiotik, maka sistem pencernaan Anda jadi semakin lancar dan terhindar dari sembelit alias susah buang air besar.
2. Yogurt
Yogurt terbuat dari susu yang difermentasi dengan mikroorganisme tertentu untuk menambah kandungan gizinya. Yogurt mengandung banyak nutrisi penting yang baik untuk tubuh, seperti kalsium, kalium, fosfor, vitamin B2, dan vitamin B12.
Tak hanya itu, setiap satu cangkir yogurt mengandung miliaran probiotik yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan. Bahkan, orang dengan intoleransi laktosa boleh makan yogurt, lho.
Ini karena kandungan probiotik dalam yogurt dapat membantu mencerna kandungan gula dalam susu (laktosa). Dengan begitu, Anda tidak akan mengalami reaksi alergi apa pun saat dan setelah makan yogurt.
Terlebih lagi, sekarang ini sudah banyak perusahaan makanan yang memproduksi yogurt bebas susu sehingga cocok dikonsumsi para vegan.
3. Acar

Tidak lengkap rasanya jika makan nasi goreng atau sate tanpa kehadiran acar. Makanan ini terbuat dari campuran timun, wortel, dan bawang yang dipotong-potong, kemudian difermentasi dengan gula, garam, dan cuka sehingga rasanya sangat segar saat disantap bersama makanan lainnya.
Saat sayuran tersebut difermentasi, bakteri baik di dalam cuka dapat membantu memecah gula dan selulosa yang sulit dicerna dalam makanan. Bakteri inilah yang membantu menjaga makanan tetap awet sekaligus menambah jumlah bakteri baik dalam usus.
4. Kefir
Susu kefir terbuat dari susu yang diolah dengan biji kefir, kemudian difermentasikan dengan ragi dan bakteri. Proses fermentasi ini menghasilkan kefir dengan tekstur yang lebih cair tapi dengan rasa yang lebih tajam daripada yogurt.
Dibandingkan dengan yogurt, kefir justru mengandung tiga kali lebih banyak probiotik yang dapat membantu memecah laktosa. Hal ini membuat kandungan gula dalam kefir jadi lebih mudah dicerna oleh tubuh, terutama pada orang-orang dengan intoleransi laktosa.
Sebuah penelitian kecil membuktikan bahwa sebanyak 15 orang dengan intoleransi laktosa cenderung lebih mampu mencerna lebih baik setelah mengonsumsi kefir. Padahal sebelumnya, kandungan laktosa pada produk susu dapat membuat peserta mengalami kram, kembung, dan diare.
5. Sup miso Jepang

Sup miso adalah makanan yang terbuat dari olahan gandum, beras atau kacang kedelai, dan barley. Makanan tradisional asal Jepang ini kemudian difermentasi dengan garam dan sejenis jamur yang disebut koji.
Sup miso bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dikonsumsi saat Anda mengalami masalah pencernaan. Tak hanya mengandung kaya probiotik, sup miso juga mengandung antioksidan dan vitamin B yang baik untuk kesehatan tubuh.
6. Teh kombucha
Kombucha adalah sejenis teh yang sering disebut dengan teh jamur, karena terbuat dari teh hitam atau teh hijau yang difermentasi dengan beberapa ragi dan bakteri. Karena itu pulalah teh kombucha mengandung berbagai zat seperti asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, vitamin C, dan alkohol.
Kandungan bakteri dalam teh kombucha membuat teh ini cenderung beraroma tajam. Meski begitu, hal ini justru pertanda baik karena bakteri tersebut dapat meningkatkan kesehatan usus Anda.
7. Kimchi

Bagi Anda pecinta makanan Korea, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan kimchi. Selain rasanya segar, makanan yang terbuat dari fermentasi kubis atau lobak ini tanpa disadari bisa membuat pencernaan Anda jadi lancar, lho.
Selain itu, sebuah penelitian dari Journal of Medicinal Food tahun 2013 membuktikan bahwa rutin mengonsumsi kimchi dapat membantu mengurangi resistensi insulin dan kolesterol darah. Bagi Anda yang punya masalah diabetes dan kolesterol, maka tidak ada salahnya untuk menambahkan kimchi sebagai pelengkap menu makanan Anda.
Akan tetapi, hati-hati dengan kandungan asam dan pedas dalam kimchi. Jika Anda tidak kuat dengan rasa asam dan pedasnya, sebaiknya batasi porsi kimchi untuk menjaga asam lambung Anda.
Baca Juga:
Kategori : Berita Kesehatan