Kesehatan

3 Cara Efektif Meredam Bisikan Hati yang Suka Mengkritik Diri Sendiri

Indodax


Diri sendiri kadang menjadi musuh dalam selimut yang tidak pernah kita sadari. Bukannya memotivasi dan membakar semangat di saat-saat sulit, yang terngiang dalam kepala justru “bisikan setan” untuk mengkritik bahkan merendahkan diri sendiri. Hentikan gaung teror tersebut dengan lima langkah cepat di bawah ini.

Mengkritik diri sendiri boleh, tapi jangan berlebihan

Kritikan memang baik jika tujuannya untuk membangun dan memperbaiki diri. Namun sayang, kritik yang datang dari dalam hati justru kadang bertujuan untuk menjelek-jelekan diri sendiri. Bahkan ketika Anda berhasil melakukan sesuatu, bisikan-bisikan tersebut selalu menemukan celah untuk mengkritik diri sendiri.

Suara-suara tersebut selalu akan mengingatkan segala keburukan yang dapat terjadi serta yang kurang dari diri Anda. Namun bukannya termotivasi, Anda justru semakin down dan selalu diliputi oleh rasa takut gagal.

Jika dibiarkan hal ini bisa merusak mental Anda. Anda tak akan bisa menjadi orang yang percaya diri, mencintai diri sendiri, dan menghargai semua kerja keras yang telah dilakukan selama ini. Ketika kritikan terus mengganggu Anda, pada akhirnya ini justru bisa menyebabkan depresi serta digunakan untuk menyerang dan menghancurkan orang lain.

Cara menghentikan kebiasaan mengkritik diri sendiri

menyimpan rahasia dari pasangan

Untuk menghentikan kebiasaan suka mengkritik diri sendiri, berikut berbagai cara yang bisa dicoba:

1. Meditasi

Meditasi adalah cara efektif untuk menghentikan kecenderungan suka mengkritik diri sendiri. Praktik meditasi terutama mindfulness membantu mengenali suara-suara negatif ini hanya sebatas pikiran saja, bukan fakta. Jadi alih-alih memercayainya, Anda justru hanya sekadar mengakuinya dan mengembalikan perhatian pada suara napas saat meditasi.

Memang tidak mudah melakukan meditasi mindfulness ini. Oleh sebab itu, Anda perlu rajin-rajin melatihnya. Ingat meditasi yang benar adalah yang membuat Anda fokus pada latihan pernapasan, yaitu sadar kapan harus menghirup napas, menahan, dan menghembuskannya. Meditasi bukanlah mengosongkan pikiran tetapi justru berfokus pada suatu hal.

2. Mengasihi diri

Bukan hanya orang lain yang perlu dikasihi, diri Anda sendiri juga. Sekarang bayangkan ketika teman Anda curhat akan kegagalan yang dia alami, apa yang akan Anda katakan padanya?

Sebagai teman yang baik, tentu Anda akan menyemangatinya agar tidak sedih berlarut-larut, ‘kan? Jika Anda bisa menyemangati teman, Anda juga bisa melakukan yang sama untuk diri sendiri. Jangan lagi biarkan diri sendiri tenggelam dalam lautan kritikan pedas, yang mungkin sebenarnya tidak perlu-perlu amat.

Alihkan fokus Anda untuk mencoba berempati dan berdamai dengan diri sendiri. Ingat-ingat semua usaha yang telah Anda lakukan. Kemudian katakan pada diri bahwa kegagalan adalah hal yang normal dan bukan berarti Anda bodoh atau tidak mampu.

3. Tuliskan semua hal yang patut disyukuri

Saat di bangku sekolah, apakah Anda pernah menulis buku harian? Jika pernah, coba mulai kembali kebiasaan itu sekarang. Namun, berfokuslah pada hal-hal positif dan membahagiakan yang Anda alami setiap harinya.

Mulailah dengan menuliskan tiga hal yang membuat Anda bersyukur. Kemudian, lakukan hal ini setiap hari. Tidak mesti peristiwa besar yang Anda catat, tetapi mulai saja dari hal-hal sederhana.

Misalnya, catat rasa syukur ketika bisa tidur siang dengan nyenyak atau bersyukur saat teman masih mengingat hari ulang tahun Anda tanpa diberi tahu oleh facebook.

Menuliskannya langsung di buku atau fitur catatan pada ponsel sama-sama bisa membantu mengendalikan pikiran yang suka mengkritik diri sendiri secara berlebihan.

Apa pun cara yang Anda pakai kuncinya adalah konsisten. Lakukan hal ini terus setiap hari agar Anda terbiasa menghargai dan menyayangi diri sendiri.

Baca Juga:

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *