Berita Nasional

2 Minggu Kebanjiran, Warga di Pekanbaru Hanya Konsumsi Mi Instan

Indodax


Wikimedan – Perumahan Witayu, Jalan Gotong Royong, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, sudah terendam banjir selama sebulan belakangan. Akibatnya, aktivitas warga terhambat. Selain masih membutuhkan bantuan, rata-rata warga hanya mengkonsumsi mi instan untuk sehari-hari selama 2 minggu terakhir.

Banjir yang merendam sekitar 220 rumah warga tersebut, kini sudah mulai surut. Saat ini tingginya hanya selutut orang dewasa. Namun jika sore hingga malam hari, air kembali tinggi hingga pinggang orang dewasa. “Air sungai pasang kan, biasanya sore udah mulai (naik). Banjir ini datangnya awal November, tengah malam. Tingginya sampai dada (orang dewasa),” ujar Lilis  Suryati selaku istri Ketua RT 03 RW 11 di Perumahan Witayu tersebut, Jumat (23/11) siang.

Riau Kebanjiran
BANTUAN: Ibu-ibu tampak mengantri mengambil nasi di dapur umum yang telah didirikan oleh Dinas Sosial di Perumahan Witayu, Jalan Gotong Royong, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, (Virda Elisya/Wikimedan)

Meski begitu, warga ogah pindah ke tenda pengungsian. Di sana, sudah ada 2 tenda pengungsian yang didirikan, dari Dinas Sosial dan BPBD. Hanya ada beberapa warga saja yang mau menginap disana. 

Selebihnya, ada yang menumpang di rumah tetangga dan keluarga. Ada juga  yang masih menetap di rumah mereka dengan alasan menjaga harta benda.

Sementara itu, ada satu tenda dapur umum yang juga didirikan sejak 2 minggu lalu. Lokasinya cukup dekat dengan pemukiman. Biasanya para ibu-ibu yang rumahnya terkena banjir, akan memasak makanan secara bersama-sama.

“Disini hanya dua kali kami masak. Makan siang sama malam. Ya masaknya cuma mi instan, telur sama nasi. Karena cuma itu yang ada dikasih disini,” ujar Lilis.

Lilis mengakui saat ini warganya masih membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Selama 2 minggu belakangan, mereka hanya memakan mi instan dicampur dengan telur. Bahkan saat ini, mereka hanya memasak nasi saja. Mi instan dan telur yang diberikan sudah ludes dibagikan kepada warga.

“Kami masih butuh sembako karena hanya sedikit yang ada di dapur umum. Selain itu kami masih butuh makanan dan popok bayi, pakaian sekolah untuk anak-anak, dan air bersih,” sebutnya.

Sementara itu, salah seorang warga bernama Lina, 32, mengaku enggan mengungsi ke tenda pengungsian. Ia memilih menetap di rumahnya bersama dengan keluarga meski terendam banjir. “Nggak (ngungsi). Soalnya di rumah tinggi,” kata dia sambil berlalu.

(ica/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *