Berita Nasional

15.000 Orang Protes Undang-undang Perbudakan di Budapest

Indodax


Wikimedan – Para pengunjuk rasa melemparkan granat asap ke polisi yang menanggapi dengan gas air mata di Budapest pada hari Minggu (16/12). Ribuan pengunjuk rasa bersatu melawan undang-undang perbudakan yang disahkan oleh pemerintah Perdana Menteri konservatif Viktor Orban.

Lebih dari 15.000 orang bergabung dengan unjuk rasa. Ini merupakan unjuk rasa pertama sejak Orban kembali berkuasa pada 2010 untuk menyatukan semua partai oposisi.

Protes itu dilakukan oleh serikat pekerja dan partai oposisi yang marah pada reformasi yang menaikkan jam lembur tahunan. Pengusaha boleh menaikan jam lembur 250 hingga 400 jam dan memungkinkan pembayaran ditunda hingga tiga tahun.

Pemerintah mengatakan perubahan itu dibutuhkan oleh pengusaha yang kekurangan tenaga kerja dan akan menguntungkan mereka yang ingin bekerja lembur.

Protes tersebut berakhir di Parliament Square, para pengunjuk rasa meneriakkan, “Orban sesat!”. Para pemrotes yang dipimpin oleh dua anggota parlemen oposisi kemudian berbaris ke kantor pusat televisi umum Hongaria untuk membaca petisi.

“Mereka tidak bernegosiasi dengan siapa pun. Mereka hanya melakukan apa pun yang mereka inginkan. Mereka mencuri segalanya. Itu tidak bisa ditolerir. Ini tidak bisa berlanjut,” kata seorang pengunjuk rasa, Zoli, seorang pekerja transportasi.

Kemarahan atas undang-undang itu telah mendorong partai-partai oposisi di seluruh spektrum. Mereka menuduh Orban dan partai Fidesznya yang berkuasa mengemudikan Hongaria ke arah otoritarianisme.

Media publik dan komersial pro pemerintah telah menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai anarkis dan ada pula yaang mengatakan meteka tentara bayaran George Soros. Miliarder AS kelahiran Hongaria, Soros, telah lama dituduh Orban merencanakan untuk mengacaukan Hongaria.

(iml/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *