Berita Nasional

Prestasi Dari Kaki Kiri yang Hancur

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Kekurangan fisik tidak menjadi hambatan bagi seorang atlet untuk berhenti maju. Berbekal niat dan kerja keras, sesuatu yang mustahil pasti dapat tercapai.





Hal tersebut dialami oleh atlet para renang Jendi Pangabean. Atlet yang berasal dari desa Muara Enim, Sumatera Selatan itu mampu membuktikan kepada masyarakat ia tetap bisa berprestasi di kancah dunia meski hanya punya satu kaki.






Jendi tentunya tidak bisa melupakan mimpi buruk terbesarnya di tahun 2004 saat ia masih berusia 12 tahun. Ketika itu, Jendi mengalami kecelakaan motor saat dibonceng temannya. Kaki kirinya terluka parah akibat kecelakaan hebat tersebut.





“Saya sadar saat kondisi kaki kiri saya hancur. Saya tidak bisa bayangkan saat operasi saat itu,” kenang Jendi.





Meski demikian, Jendi menyadari ada kekuatan lebih di dalam dirinya. Setelah proses amputasi berjalan, Jendi tetap berusaha menjalani kehidupannya secara normal.  “Hal itu yang membuat saya sadar bahwa saya kuat. Teman-teman di sekolah juga waktu itu tetap menerima saya apa adanya,” ujar Jendi.





Nasib baik akhirnya menghampiri ketika Jendi merantau ke Kota Palembang. Di sana, Jendi yang sudah akrab dengan renang mulai diperkenalkan dengan olahraga disabilitas.






“Saya punya bakat di air karena kecil senang berenang. Dulu berenang di sungai. Saya memiliki bakat alami. Alhamdulillah ada klub renang di Palembang yang mau menerima saya,” jelasnya.






Selama disana, Jendi dengan giat menjalani latihan terus menerus. Pernah suatu hari program latihannya dibedakan karena dia tidak sempurna secara fisik. Namun, dia menolaknya dan memilih mengikuti pola latihan umum dengan atlet-atlet normal. Alhasil, dia harus bersaing dan harus beradaptasi dengan kecepatan yang sama.





Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Pada Pekan Paralimpik Nasional di tahun 2012, dia mampu menyabet dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Bahkan tahun 2013 dia berhasil terpilih masuk timnas.





Pada kompetisi skala internasional dia juga turut dapat mengulang kesuksesannya. Di tahun 2014 dia mendapat dua medali emas dan satu perak di Asean Para Games Myanmar. Kemudian saat Kejuaraan Dunia 2018 di Berlin dia meraih satu emas, satu perak, dan satu perunggu.





Koleksi medali masih berpotensi diraih Jendi di Asian Para Games 2018 pada 6-13 Oktober mendatang. Meski belum bisa dipastikan Jendi bakal meraih medali, ia sudah membuktikan kepada dunia bahwa ketidaksempurnaan hanyalah bentuk lain dari kesempurnaan yang sudah sepatutnya tidak diremehkan.





(mat/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *