Permintaan Emas Turun Walaupun Nada Penghindaran Risiko Tetap Ada
Permintaan logam mulia mengalami
penurunan saat sesi Asia di hari Kamis (26/3). Kondisi ini menyebabkan harga emas
turun walaupun posisi Dolar AS sedang dalam pelemahan. Tampaknya emas
sangat kesulitan untuk memanfaatkan kondisi saat ini yang sebenarnya cukup
menguntungkan.
Saat ini harga emas berada di sekitar
level harga 1,606 atau turun sampai 0,50 persen di sesi Asia. Sementara itu
posisi Dolar AS pada indeks DXY juga mengalami penurunan sampai 0,27 persen
menuju ke level 100,65. Pelemahan Dolar AS disebabkan oleh harapan RUU stimulus
ekonomi yang sampai saat ini sedang diperjuangkan di Senat AS. Sayangnya dengan
kondisi ini tetap saja emas turun karena kurangnya permintaan.
Sementara itu saat ini RUU itu harus
menghadapi beberapa halangan di Senat AS yang menghambat lolosnya RUU stimulus
itu. Di dalam RUU tersebut ada pengajuan dana stimulus yang memiliki nilai
sampai $2,2 Triliun untuk mendukung perekonomian AS. Terutama dana itu
akan fokus untuk mendukung rumah tangga dan bisnis di Amerika Serikat. Pasalnya
dua sektor itu sangat terpukul akibat serangan wabah virus Corona.
RUU stimulus terus diproses dalam empat
hari dan mempertemukan beberapa pendapat dari partai Republik dan Demokrat.
Dinamika RUU tersebut bahkan menjadi katalis utama penggerak Dolar AS di pasar
keuangan global dan pasar komoditas. Tapi tampaknya RUU tersebut cukup dekat
dengan pengesahan mengingat ekonomi AS cukup terancam.
Sementara itu permintaan emas turun
walaupun beberapa negara mengalami peningkatan kasus virus Corona. Pada kondisi
normal kondisi yang memburuk mendorong perpindahan dana menuju ke aset safe
haven seperti logam mulia. Saat ini Jepang dan Inggris diprediksi akan
memberlakukan lockdown daerah untuk bisa mengurangi penyebaran wabah virus
Corona.