Dugaan Korupsi Pasar Baqa, Kejari Tunggu Audit BPK
Wikimedan – Tafahus dugaan rasuah dalam pembangunan Pasar Baqa belum juga menunjukkan hasil berarti. Langkah Korps Adhyaksa Kota Tepian, Kalimantan Timur, masih terantuk hasil perhitungan mutu bangunan pasar di Jalan Langgar, Baqa, Samarinda Seberang itu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.“Tinggal menunggu hasil perhitungan itu,” ucap Johansen Silitonga, kepala seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Samarinda, dikutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Group), Senin (13/5).Menurutnya, hasil pemeriksaan mutu itu akan menuangkan nilai kerugian negara dari proyek mandek senilai Rp 18 miliar pada 2014-2015 itu. “Nilainya konkret (kerugian negara), bukan sekadar potensi,” sambungnya.Tapi, Kejaksaan Tingkat II yang bermarkas di Jalan M Yamin itu, kata dia, tak berdiam diri. Memperkuat keterangan para saksi masih ditempuh hingga kini.Untuk diketahui, sejak naik ‘kasta’ jadi penyidikan medio Agustus 2018 lalu, Kejari Samarinda telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus ini. Mereka, SS (pengguna anggaran /PA), SA (rekanan), dan MK (pejabat pelaksana teknis kegiatan/PPTK).Ketiganya final menyandang status tersangka pada 28 November 2018. Kejari tak menahan ketiganya lantaran bukti-bukti dalam kasus ini sudah dikantongi.“Masih kooperatif,” tukas Hansen, begitu dia disapa.Ditegaskan mantan kasi pidsus Kejari Sendawar, Kutai Barat, dugaan korupsi dalam pembangunan pasar di Jalan Langgar, Baqa, Samarinda Seberang itu bukan tentang bangunan yang mangkrak. Dari tafahus terungkap, perencanaan awal pembangunan memerlukan dana sekitar Rp 60 miliar.Sepanjang 2014-2015, proyek itu menghabiskan anggaran Rp 18 miliar dari APBD Perubahan 2014 dan APBD 2015, baik murni dan perubahan. Proyek terhenti lantaran badai defisit yang melanda pemkot saat itu.“Temuan awal kami ada spesifikasi yang tak sesuai rencana pembangunannya karena terputus pengerjaan ketika defisit itu,” jelasnya.Audit BPK itu sendiri sudah bergulir medio Februari lalu. Kejaksaan sendiri sempat memarkir pemeriksaan sepanjang April lantaran memasuki pemilu serentak.