Permintaan Melemah, Apple Pangkas Produksi iPhone Baru Hingga 10 Persen

Jakarta, Wikimedan – Mengawali 2019, Apple terpaksa harus mengambil keputusan drastis. Raksasa asal Cupertino, California itu, berencana untuk memotong produksi tiga iPhone model baru sekitar 10 persen pada Januari – Maret 2019. Keputusan tersebut hanya berselang seminggu setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan triwulanannya.
Dilansir dari Harian terkemuka Jepang, Nikkei Asian Review, langkah pemangkasan produksi itu, sebagai imbas dari melemahnya permintaan iPhone di China di tengah ekonomi yang melambat. Hal itu diperburuk oleh perang dagang China dan Amerika Serikat yang belum mereda hingga kini.
Keputusan tersebut juga merespon pandangan banyak analis dan konsumen, yang mengatakan bahwa iPhone baru diperkirakan terlalu mahal.
Apple diketahui telah meminta pemasoknya akhir bulan lalu untuk mengurangi produksi tiga model iPhone, yakni XS, XS Max dan XR, kata Nikkei, mengutip sumber yang mengetahui permintaan tersebut.
Keseluruhan volume produksi yang direncanakan untuk iPhone lama dan baru diperkirakan akan dipangkas menjadi sekitar 40 juta hingga 43 juta unit untuk periode Januari-Maret, dari proyeksi sebelumnya, yakni 47 juta – 48 juta unit.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan resmi, Apple mengumumkan penurunan target pendapatan pada kuartal pertama 2019 menjadi US$84 miliar atau sekitar Rp1.217 triliun.
Awalnya, Apple menetapkan target pendapatan pada kuartal pertama 2019 sekitar US$89 miliar hingga US$93 miliar atau sekitar Rp1.289 triliun hingga Rp1.347 triliun.
Kinerja Apple pada 2019 memang dibayangi sejumlah faktor yang bisa menghambat pertumbuhan. Namun persoalan krusial justru berasal dari dalam negeri, karena kebijakan Presiden AS Donald Trump yang cenderung proteksionis.
Selain memblokir dua vendor China, ZTE dan Huawei karena alasan keamanan nasional, Trump juga berencana untuk mengenakan tarif hingga 10% kepada Apple. Alasannya, Apple iPhone sebagian besar diproduksi di China meski beberapa komponennya masih berasal dari AS.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang dipublikasikan Senin (26/11/2018), Trump mengisyaratkan bahwa ia dapat mengenakan bea impor 10% terhadap Apple iPhone dan berbagai laptop yang diimpor dari China.
“Mungkin. Mungkin. Bergantung pada berapa tarifnya. Saya bisa menetapkan pajak 10 persen, dan masyarakat akan tetap menerima,” ujarnya sesumbar.
Trump berdalih, kebijakan itu bakal mendorong Apple untuk memindahkan produksi perangkatnya dari China ke Amerika Serikat. Hal yang sama juga dilakukan terhadap pabrikan motor ternama Harley Davidson.
Tentu saja, jika kebijakan tersebut benar-benar diberlakukan, otomatis harga iPhone dan produk-produk lain dari Apple pun terancam bakal makin mahal di AS.
Apple sendiri tak tinggal diam dengan rencana controversial tersebut. Dalam sebuah surat yang sempat dilayangkan ke kantor dagang AS September 2018, Apple menilai rencana tarif justru akan berdampak buruk terhadap para pabrikan dalam negeri AS dan memberi angin kepada kompetitor asing. “Kekhawatiran kami, AS adalah yang akan terpukul paling keras dan bakal berpengaruh terhadap pertumbuhan serta daya saing,” sebut Apple dalam suratnya.
Kategori : Berita Teknologi