Teknologi

Kemajuan Teknologi, Peran Pria Digantikan Wanita dalam Segala Hal

Indodax


Jakarta, Wikimedan Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya kaum wanita. Dulu, kaum wanita jarang mengadopsi teknologi informasi seperti internet, dengan berbagai kendala seperti masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses internet, keterbatasan lokasi fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial serta ketrampilan manajemen dan komputer yang tidak memadai. Akan tetapi, kondisi seperti ini lambat laun mulai berubah, seiring dengan kian mudah dan terbukanya para wanita untuk mengakses internet melalui gadget yang dimilikinya.

Kini banyak dari kaum hawa, terutama generasi milenial sudah mulai menyadari pentingnya peran internet untuk mendukung aktifitas hariannya. Diprediksikan para wanita milenial akan mengambil alih peran pria dalam bidang pekerjaan.

Di sejumlah perusahaan, wanita sudah bisa memimpin perusahaan menggantikan peran pria. Tak hanya dalam bidang karir saja, wanita juga akan mengambil alih posisi pria dalam urusan percintaan.

Biasanya para pria yang harus memulai langkah pendekatan lebih dulu. Kini wanita pun tak perlu malu untuk mengejar calon pasangannya karena wanita juga berhak memiliki tipe-tipe tersendiri untuk kriteria pasangan idamannya.

Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, pada tahun 2015 rasio jumlah penduduk antara pria dan wanita hampir berimbang. Hal ini tentunya lebih membuka peluang bagi kaum wanita untuk menemukan pasangan pilihannya secara lebih aktif dan luas. Menjawab hal ini, Tantan sebagai aplikasi pencari jodoh meluncurka berbagai fitur yang bertujuan memudahkan para wanita untuk menemukan pasangan. Data lain menyebutkan kawasan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia yang memberikan posisi tinggi dalam sebuah perusahaan kepada wanita yakni sebesar 34%.

Berdasarkan hitungan negara, Rusia menjadi negara dengan persentase tertinggi yang memberikan posisi tinggi di perusahaan kepada wanita, yaitu 45%. Berikutnya disusul oleh Filipina dan Lithuania dengan 39%, Estonia dan Thailand dengan 37%. Untuk Indonesia sendiri, 36% posisi petinggi di perusahaan dipegang oleh wanita.

Kondisi ini tentunya didukung oleh semakin terbukanya akses terhadap teknologi dan informasi yang diperlukan oleh para wanita untuk menjadikan dirinya lebih maju. Hasil studi yang dilakukan oleh Academy for Educational Development bahwa dari data sekitar 30 negara, penggunaan internet di negara-negara berkembang kurang dari 1% dari total penduduk.

Sedangkan wanita pengguna internet hanya 22% di Asia, 38% di Amerika Latin, 6% di Timur Tengah dan hanya sedikit di Afrika. Pengguna internet dari kalangan wanita tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan tinggi dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di perkantoran.

“Saat ini kami melihat peningkatan jumlah pengguna terutama wanita. Hal ini tentu saja sebuah hal yang positif sebab sudah bukan jamannya lagi untuk para wanita bersikap pasif dalam menemukan pasangan. Berbagai filter yang tersedia di Tantan kami harapkan dapat membantu para wanita Indonesia untuk menemukan belahan jiwanya dengan cara yang positif dan tentu saja dengan dukungan fitur keamanan yang selalu kami tingkatkan,” ujar Jack WU, Direktur Marketing Tantan Asia melalui keterangan resminya.

Tantan

Jack WU mengungkapkan bahwa Tantan melihat Indonesia sebagai sebuah Negara dengan tingkat kemandirian wanita yang tinggi. Teknologi yang semakin berkembang dengan pesat membuka banyak kesempatan para wanita untuk lebih menunjukkan jati diri.

Mulai dari peluang usaha, peluang meningkatkan karir, hingga tentu saja peluang untuk menemukan pasangan hidup. Jadi kini sudah waktunya untuk wanita untuk tidak lagi sekedar menunggu, namun mencari, menentukan dan menemukan pasangannya secara mandiri.

Kategori : Berita Teknologi

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *