Berita Nasional

Peneliti Ungkap Bahaya Pembesaran Mr P, Efeknya Mematikan!

Indodax


Wikimedan Hubungan seksual terkadang menjadi masalah penting bagi keharmonisan rumah tangga. Salah satu yang menjadi ‘peran utama’ adalah alat vital milik lelaki, Mr P. Pasalnya, ukuran kejantanan yang kurang bisa jadi penentu kepuasan.

Banyak pria yang bermasalah dengan ukuran Mr P memilih jalan pintas. Tanpa berpikir panjang, mereka memperbesar ukuran kelamin dengan berbagai cara. Namun tanpa disadari, upaya-upaya memperbesar Mr P melalui beragam metode ternyata membawa dampak negatif, bahkan mematikan. Bahaya tersembunyi di balik upaya memperbesar alat kelamin lelaki diungkap oleh ilmuwan baru-baru ini.

Sebagaimana Wikimedan lansir dari laman Cosmopolitan, Kamis (29/11), salah satu kemungkinan hasil terburuk dari dampak negatif memperbesar alat kelamin adalah gangguan serius dengan julukan ‘Buried Penis’ atau Mr P yang terkubur. Maksudnya, kondisi tersebut membuat Mr P terkubur di bawah tumpukan kulit dan jaringan.

Selain ‘Mr P terkubur’, gangguan lain akbibat pembesaran alat vital lelaki termasuk Gangren atau matinya jaringan tubuh. Gangren sendiri secara medis adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah mereka. Efek yang paling parah dari adanya Gangren adalah kematian.

Dalam studi tersebut, peneliti dari University of California, Irvine meneliti 11 laki-laki dengan usia 11-77 tahun yang mengalami komplikasi karena mengikuti berbagai prosedur pembesaran alat kelamin atau Penoplasty. Prosedur ini termasuk menyuntikkan silikon ke alat kelamin (di luar pengaturan medis), menyuntikkan lemak untuk meningkatkan ketebalan, dan implan silikon. Beberapa cara tersebut paling umum dilakukan dalam tindakan Penoplasty medis.

Mengerikan, 11 pria menderita berbagai efek samping yang menyakitkan sebagai akibat dari operasi mereka. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Medicine, para peneliti yang di pimpin Dr James Furr, menulis beberapa efek samping akibat pembesaran tersebut. “Ada perubahan yang merugikan termasuk cacat seksual deformitas penis dan pemendekan parah, kelengkungan, edema, massa subkutan, infeksi, luka yang tidak sembuh, dan disfungsi seksual,” demikian bunyi jurnal medis tersebut.

Selain itu, operasi pembesaran alat kelamin sering dipromosikan dan disajikan sebagai tindakan medis yang aman dengan risiko minimal. Namun, berdasarkan hasil penelitian tersebut, nyatanya terlihat bahwa risiko tindakan tersebut ternyata sangat tinggi.

Parahnya lagi, dalam sebuah laporan lain, kebanyakan lelaki yang membesarkan alat kelamin adalah mereka yang memiliki panjang dan anatomi kelamin yang normal. Bahkan, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kebanyakan laki-laki yang ingin memperbesar alat kelamin adalah mereka yang memiliki ukuran normal dengan ukuran kurang dari enam inci ketika tegak. Artinya, mereka mungkin memiliki anggota tubuh vital dengan ukuran rata-rata yang sangat tinggi.

Faktor yang membuat mereka tetap ingin melakukan tindakan memperbesar Mr P adalah karena tidak percaya diri. Peneliti menyarankan bahwa pria yang tertarik dengan pembesaran alat kelamin mungkin akan mendapat manfaat lebih banyak dari terapi psikologis. Hal tersebut dikarenakan mereka diduga megidap suatu kondisi kelainan psikologi yang disebut sebagai Dysmorphophobia.

Dysmorphophobia sendiri adalah gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder) yang berbentuk gangguan mental. Hal ini membuat penderitanya merasa malu dan cemas karena kekurangan atau cacat yang ada pada tubuhnya, walau sifatnya kecil atau bahkan tidak disadari orang lain.

(ryn/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *