Warga Kurang Peduli dengan Lingkungan, Deli Serdang Kembali Menggenang
[ad_1]
DELI SERDANG (Sumut) Wikimedan | Tingginya curah hujan yang mengguyur daerah Deli Serdang sejak Senin (08/10/2018) malam hingga Rabu (10/10/2018) kemarin mengakibatkan sejumlah daerah di kabupaten tersebut kembali mengalami kebanjiran.
Ditemui di Kantor Dinas Perumahan dan Wilayah Pemukiman, Komplek Pemkab. Deli Serdang, Kasi Penanggulangan Genangan dan Banjir Martupa Sidebang ST menyampaikan, banjir di Deli Serdang merupakan akibat dari ketidak mampuan sungai-sungai untu menampung dan mengaliri aliran air karena sungai tersebut mengalami pendangkalan dasar sungai juga penyempitan badan sungai.
Pihaknya telah mengidentifikasi titik-titik sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan di Deli Serdang, untuk selanjutnya ditindak lanjuti berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Wilayah Sungai Sumatera II.
Sidebang juga menyampaikan pihaknya memiliki Buruh Harian Lepas (BHL) cepat tanggap sebanyak 50 orang yang siap sedia untuk mengatasi endapan sedimentasi, sampah, ataupun lumpur di dasar saluran air.
Tugas Dinas Perumahan dan Wilayah Pemukiman tuturnya hanya dalam kapasitas membangun sistem-sistem drainase dan sesekali mengecek kembali untuk dilakukan perbaikan apabila ditemukan kerusakan.
Sedangkan untuk tugas merawatnya diserahkan kepada desa setempat melalui masyarakat yang tinggal di sekitar sistem drainase tersebut dalam hal ini berupa saluran air. Namun, BHL perlu surat dinas sebagai pertanggung jawaban, karena BHL juga dibayar oleh Dinas Perumahan dan Wilayah Pemukiman. Oleh karena itu, BHL dapat diturunkan apabila diminta bantuannya oleh pemerintah desa setempat.
Meskipun Pemkab Deli Serdang telah optimal menjalankan tugasnya, dinilai masih banyak warga memiliki tingkat kesadaran yang rendah terhadap kebersihan saluran air disekitarnya. Seperti saat dilakukan penyisiran oleh Dinas Perumahan dan Wilayah Pemukiman, saluran air yang terletak diantara dua rumah warga ditumbuhi tanaman tebu yang tingginya mencapai satu meter. Hal itu menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun penghuni dari dua rumah tersebut yang sadar terdapat tanaman tebu yang tumbuh akibat adanya sedimentasi pada saluran air tersebut.
Masyarakat enggan untuk peduli terhadap saluran air yang ada di sekitarnya dengan dalih telah membayar pajak, sehingga membiarkan saluran air tersebut menjadi urusan pemerintah. Pemikiran-pemikiran seperti itulah yang sebenarnya memperparah banjir di Kab. Deli Serdang.
Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh masyarakat Deli Serdang untuk ikut serta merawat saluran-saluran air yang ada di lingkungan sekitar rumahnya agar Deli Serdang tidak lagi mengalami kebanjiran yang terus menerus datang ketika curah hujan tinggi menerpa.(Farrans)
[ad_2]