Memahami Fungsi Hormon FSH dan LH, Hormon Penting Pendukung Sistem Reproduksi Manusia
[ad_1]
Anda mungkin sedikit banyak sudah paham tentang sistem reproduksi manusia. Mulai dari produksi sperma pada pria dan sel telur pada wanita, hingga pertemuan kedua sel tersebut sampai terjadinya kehamilan. Namun, tahukah Anda agar kita semua bisa menjalani semua fungsi itu tubuh dibantu oleh dua jenis hormon yang berbeda. Yuk, berkenalan dengan hormon penstimulasi folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH).
Kedua hormon ini berperan penting pada sistem reproduksi laki-laki dan perempuan. Sudah tahu apa saja fungsi hormon FSH dan LH serta perbedaannya? Tenang, semua jawabannya bisa Anda temukan pada ulasan berikut ini.
Dari mana asalnya hormon FSH dan LH?
Semua hormon yang diproduksi dalam tubuh berasal dari hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian kecil pada pusat otak yang berhubungan langsung dengan kelenjar pituitari, si “kelenjar master” yang mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh.
Hipotalamus merangsang kelenjar endokrin untuk memproduksi banyak hormon, salah satunya gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Hormon GnRH ini merupakan induk dari kebanyakan hormon dalam tubuh, terutama hormon reproduksi laki-laki dan perempuan.
Selama masa produktif, GnRH akan merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon FSH dan LH. Pada dasarnya, kedua hormon ini memiliki tugas yang tak jauh berbeda, seringnya saling bekerja sama untuk mengoptimalkan sistem reproduksi wanita maupun pria.
Sederhananya, FSH adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur produksi sel telur pada wanita dan sperma pada pria. Sementara itu, hormon LH bekerja sama dengan FSH untuk mengatur kelancaran siklus menstruasi dan menjaga fungsi testis selama masa reproduksi.
Perbedaan fungsi hormon FSH dan LH
Selama ini Anda mungkin mengira bahwa hormon FSH dan LH hanya dimiliki oleh wanita saja. Padahal, kenyataannya pria pun juga punya hormon FSH dan LH, lho.
Meski sama-sama menjaga sistem reproduksi, fungsi hormon FSH dan LH pada wanita maupun pria tetap berbeda. Supaya tidak bingung, mari kita kupas satu per satu.
Fungsi hormon FSH dan LH pada wanita
Fungsi hormon FSH dan LH pada wanita yang paling utama adalah memastikan siklus menstruasi berjalan lancar setiap bulannya. Kedua hormon ini saling bekerja sama untuk memacu pertumbuhan dan kematangan folikel alias sel telur. Mulai dari awal pembentukan, ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium, hingga akhir masa menstruasi.
Pada awal siklus menstruasi, kadar hormon FSH dalam tubuh akan meningkat tapi jumlah hormon LH menurun. FSH ini digunakan untuk merangsang folikel memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Sel telur kemudian akan dimatangkan untuk mempersiapkan diri menjelang masa subur.
Saat masa subur, hormon estrogen akan mengirimkan sinyal kepada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan mulai memproduksi banyak LH – kebalikan dari yang tadi. Hormon LH ini akan memicu ovulasi alias pelepasan sel telur dari ovarium.
Folikel sel telur yang sudah dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum alias folikel kosong. Selanjutnya, korpus luteum ini akan melepaskan hormon progesteron untuk menebalkan jaringan dinding rahim, guna berjaga-jaga jika terjadi kehamilan. Namun jika tidak ada kehamilan, maka kadar progesteron ini akan kembali menurun dan menyebabkan dinding rahim Anda meluruh. Inilah yang kita sebut dengan menstruasi.
Fungsi hormon FSH dan LH pada pria
Fungsi hormon FSH dan LH pada pria sebetulnya tak jauh berbeda dengan wanita. Kedua hormon ini memastikan proses pembentukan sel sperma sehat (spermatogenesis) pada pria berjalan dengan baik.
Sel Sertoli pada testis membutuhkan hormon FSH untuk memproduksi protein pengikat androgen (ABP). Protein inilah yang menjadi kunci awal untuk merangsang pembentukan sperma sehat pada pria. Setelah itu, giliran kelenjar pituitari yang akan mengeluarkan hormon LH. Nah, hormon LH inilah akan merangsang sel Leydig untuk menghasilkan testosteron.
Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, testosteron adalah hormon seks pria yang menghasilkan sperma. Ketika testosteron yang dihasilkan rendah, maka kuantitas dan kualitas sperma tentu akan menurun. Entah dari segi jumlah, bentuk, hingga pergerakannya yang kurang optimal. Dampak fatalnya, laki-laki kemungkinan dapat mengalami disfungsi ereksi karena testosteron jauh dari kata cukup.
Baca Juga:
[ad_2]