6 Penyebab Alis Gatal yang Bisa Menjadi Gejala Penyakit Tertentu
[ad_1]
Pernahkah Anda merasa gatal di alis Anda? Biasanya kondisi ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Meski ini akan mengganggu Anda, tapi alis gatal biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, jika gatal di alis tidak hilang-hilang, ini mungkin gejala dari kondisi kulit, infeksi atau reaksi alergi. Artikel ini akan membahas penyebab alis gatal yang tidak hilang.
Penyebab alis gatal yang tidak hilang dalam waktu lama
Ada berbagai kondisi kesehatan dan faktor lain yang dapat menyebabkan alis seseorang menjadi gatal. Ini termasuk:
1. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah bentuk eksim yang cukup sering terjadi pada orang yang punya gangguan kekebalan tubuh. Orang dengan kondisi neurologis, seperti Parkinson, atau kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan, seperti HIV, lebih mungkin mengalami dermatitis seboroik.
Dermatisis seboroik akan memengaruhi bagian tubuh yang terdapat banyak kelenjar minyaknya, termasuk alis. Gejalanya tampak seperti bulatan merah yang mungkin sedikit bersisik dan cenderung gatal.
Gejala umum dermatitis seboroik meliputi:
- bercak berwarna kuning atau putih berkerak di kulit dan sering mengelupas
- gatal hingga terasa panas seperti terbakar
- kemerahan
- kulit membengkak
- kulit berminyak
2. Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi kulit yang dapat memengaruhi wajah. Biasanya muncul pada alis, kulit antara hidung dan bibir atas, bagian atas dahi, dan garis rambut. Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat atau terasa seperti ketombe alis.
Psoriasis menyebabkan bercak-bercak kulit tebal dan merah dengan sisik keperakan. Ini adalah kondisi autoimun, yang berarti tidak menular tetapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat.
Psoriasis biasanya bisa datang dan pergi, dan biasanya muncul karena ada faktor pemicunya. Pemicu psoriasis pada setiap orang berbeda-beda, termasuk:
- stres
- cedera kulit
- minum obat tertentu
- infeksi
3. Herpes zoster
Herpes zoster adalah ruam menyakitkan yang muncul di satu sisi wajah atau tubuh. Sebelum ruam muncul, orang sering mengalami rasa sakit, gatal, atau kesemutan di daerah tersebut. Salah satunya mungkin alis.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), rasa gatal biasanya terjadi antara 1 dan 5 hari sebelum ruam pecah.
Ruam terlihat seperti lecet sekitar 7-10 hari dan akan hilang dalam 2-4 minggu. Dalam beberapa kasus, herpes zoster dapat memengaruhi mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan.
Herpes zoster disebabkan oleh virus cacar air yaitu virus Varicella zoster. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tetap berada di dalam tubuh dan dapat aktif kembali. Orang yang lebih tua lebih rentan terhadap herpes zoster.
Gejala herpes zoster meliputi:
- ruam kulit gatal
- demam
- sakit kepala
- panas dingin
- sakit perut
4. Reaksi alergi
Alis gatal mungkin merupakan pertanda reaksi alergi terhadap produk atau perawatan kecantikan wajah. Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu.
Seseorang yang mengalami reaksi alergi mungkin mengalami gatal, bersin, dan batuk.
Reaksi alergi ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Reaksi alergi yang parah, bagaimanapun, dapat mengancam jiwa. Ini disebut anafilaksis, dan gejalanya meliputi:
- kesemutan di telapak tangan, telapak kaki, atau bibir
- pusing
- flushing
- sesak di dada
5. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah bentuk eksim yang terjadi ketika kulit menyentuh benda asing. Ini adalah bentuk reaksi alergi yang dapat menyebabkan peradangan dan kulit kering, bersisik baik segera atau beberapa jam setelah bersentuhan dengan iritan, seperti parfume dan logam.
Dermatitis kontak dapat menyebabkan alis gatal, bahkan mengelupas jika kulit di sekitar alis bersentuhan dengan sampo, sabun, produk kosmetik khusus, tindik alis atau perhiasan lainnya.
6. Diabetes
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kulit dan gatal di berbagai bagian tubuh Anda, termasuk alis Anda. Hal ini sering terjadi karena gula darah yang meningkat dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sehingga infeksi jamur atau bakteri dapat berkembang.
Baca Juga:
[ad_2]