Ridwan Kamil Panggil 50 Pengusaha Tambang Parungpanjang
[ad_1]
Wikimedan – Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan fokus dan siap menangani masalah yang dianggap ektrim di Jabar. Sungai Citarum dan Tambang Pasir Parungpanjang, Kabupaten Bogor disebut sebagai dua krisis yang ektrim.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah melakukan tinjauan lapangan di penambangan pasir Parungpanjang, Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu. Tahapan berikutnya yakni mengumpulkan lebih dari 50 pengusaha tambang pasir Parungpanjang di Gedung Sate, Kamis (4/10). Karena selama ini pola bisnisnya banyak mengakibatkan kerugian dari sisi sosial pemasyarakatan.
Pasalnya sejak puluhan tahun hingga sekarang, sudah lebih dari 100 warga meninggal dunia. Bahkan bulan lalu sebanyak 7 orang meninggal karena sistem manjemen pengelolaan yang kurang baik.
“Akhirnya setelah saya panggil, saya akan meregistrasi ulang perizinan dimana dalam perizinan itu ada pasal-pasal. Harus bikin kolam supaya mobil itu tidak kotor, bersihkan dulu baru keluar,” kata Ridwan Kamil di Gedung Sate Bandung, Kamis (4/10).
Kemudian, kata dia truk diharuskan di tutup agar batu tidak berlebihan dan jatuh. Pengemudi pun harus dilengkapi dengan SIM. Kemudian tahap selanjutnya yakni membahas perihal jangka menengahnya membangun jalan tambang.
Menurutnya, jalan tambang ini terbagi menjadi dua yaknibjalan biasa dan jalan tol. Sehingga kiri kanan jalan akan ditembok atau diberi batas layaknya tol. Bahkan sistem mobil truk yang masuk bayar ataupun solusi jalan biasa.
“Tapi apapun itu, saya minta minimal fifti fifti. Pemerintah provinsi bebaskan lahan, jalannya keroyok oleh 50 perusahaan ini. Jadi itu adil, kita ingin menunjukan pemerintahan yang adil. Bisnis silakan, tapi adil juga pada lingkungan,” jelasnya.
Perihal sanksi akan dibahas dalam dua minggu ke depan. Kang Emil sapaanya akan memanggil Dinas terkait untuk memaparkan sanksi seperti yang tepat. Semisal adanya pemberian zona yakni zona hijau perusahaan yang sudah baik, kuning atau merah, akan ada pasal-pasanya.
“Saya ingin tegas di sini, ingin hentikan kematian warga saya di zaman saya ini. Sekarang saya peduli, kan manajemen saya pilih krisis yang paling ekstrem Citarum Sama Parungpanjang. Dua ini yang paling ekstrim, maka saya kawal langsung,” paparnya.
Terkait adanya yang melanggar akan diberlakuakan layaknya Citarum. Jika ada pelanggaran maka ada pihak seperti TNI dan lainnya untuk menindak secara langsung kepada oknum atau perusahaan yang masih bandel.
(ona/JPC)
[ad_2]