UMKM Harus Dikenalkan Inklusi Keuangan yang Sederhana
Wikimedan – Anak muda atau masyarakat perlu memahami nilai positif dari pinjaman online yang ditawarkan perusahaan financial technology (Fintech). Bila tidak memahami, maka akan terjebak pada utang yang tak terkendali.
COO TunaiKita Andry Huzain menuturkan, sejatinya dibukanya keran fintech oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melainkan untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional. Apalagi keberadaan Fintech itu menyasar segmen ritel. Hal itu tentu akan memperluas jangkauan masyarakat terhadap akses keuangan.
“Selama ini masih banyak warga yang tinggal jauh dari bank sehingga belum dapat menjangkau layanan jasa keuangan,” ujar Andry Huzain dalam keterangan persnya, Selasa (20/11).
Di sisi lain, meski industri fintech hadir dan berkembang pesat di Indonesia, namun masih banyak warga Indonesia yang belum memahami keuntungan yang ditawarkan fintech.
“Generasi milenial khususnya mahasiswa sangat dekat dengan perkembangan dunia digital. Mereka perlu dikenalkan dengan dunia fintech. Tujuannya, ke depannya ada sinergisitas untuk menghasilkan SDM potensial dan melek teknologi di masa mendatang,” sambungnya.
Sebelumnya TunaiKita hadir di tengah mahasiswa dalam acara Dream Action Sholarship & Job Fair di Universitas Jendral Ahmad Yani Cimahi, Bandung, pada 17 November 2018.
VP Corporate Affairs TunaiKita Anggie Ariningsih menambahkan, perusahaan pinjaman online tidak sekadar membantu masyarakat dalam bidang konsumtif, tapi juga produktif. Terutama masyarakat pelaku ekonomi kelompok UMKM.
Selama ini mereka kerap terkendala atau gagap kalau berhadapan dengan perbankan. Di sisi lain pelaku UMKM ini membutuhkan suntikan modal untuk mengembangkan usahanya. “Fintech bisa membantu masyarakat seperti ini dalam mengatur modal yang dimiliki,” tandasnya.
Dikatakan Anggie, fintech memiliki peran dalam meningkatkan inklusi keuangan di daerah. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat kelas bawah.
(iil/JPC)
Kategori : Berita Nasional