Surabaya Barat Butuh Pos Penukaran Sampah jadi Tiket Bus
Wikimedan – Kawasan Surabaya Barat belum memiliki pos khusus penukaran sampah botol plastik untuk tiket Suroboyo Bus. Akibatnya, warga Surabaya Barat yang ingin menggunakan angkutan tersebut mesti pergi cukup jauh untuk menukarkan botol plastik dengan tiket bus. Yakni, ke Terminal Purabaya atau ke halte Rajawali di Surabaya Utara.
Norma Anggara adalah salah seorang pengguna yang mengalami kesulitan itu. Warga Manukan tersebut harus membawa botol-botol plastik yang telah dikumpulkannya ke pos penukaran khusus di Terminal Purabaya. ”Aku kumpulin sampai banyak dulu. Kurang lebih seratus botol. Mau bawa sedikit sayang karena ongkos dari sini ke terminal juga nggak murah,” ujarnya.
Ibu satu anak itu menyayangkan tidak tersedianya pos penukaran di Surabaya Barat. Menurut dia, sudah semestinya ada pos khusus dan halte-halte tambahan di sekitar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) atau mal. Sebab, dia menilai penumpang dari titik-titik tersebut cukup banyak. Misalnya, dari kalangan mahasiswa dan pengunjung wisata belanja. ”Halte yang bagus yang bisa untuk menunggu sambil berteduh gitu juga nggak ada,” imbuhnya.
Sekretaris DKRTH Ipong Wisnu membenarkan tidak adanya pos penukaran itu. Meski masyarakat bisa menukarkan botol di bank sampah, dia tidak mengelak pentingnya kehadiran pos penukaran. Sebab, tidak semua warga mengetahui lokasi bank sampah atau ada tidaknya bank sampah di kawasan tempat tinggal mereka.
”Semestinya memang bagus diadakan supaya warga bisa langsung menuju ke situ dan memberikan kemudahan bagi masyarakat,” terangnya kemarin.
Namun, Ipong menuturkan bahwa pembangunan pos tersebut memerlukan lahan yang luas dan layak. Dia menambahkan, idealnya, pos penukaran itu bergabung atau berdekatan dengan halte. Dengan begitu, calon penumpang bisa langsung menaiki bus tidak lama setelah menukarkan sampah botol plastiknya. Pria asal Madiun tersebut mengungkapkan, pengadaan halte dan pos penukaran itu bergantung ketersediaan dana yang dimiliki dishub. Terlebih, area yang dilewati Suroboyo Bus di kawasan Surabaya Barat cukup luas.
”Mesti kerja sama dengan dishub dan DPRKP CKTR. Karena soal pembangunan itu kewenangan mereka. Itu juga akan makan biaya. Bergantung dishub ada anggaran atau tidak,” terangnya.
Ipong menjelaskan, pihaknya juga akan mengevaluasi efektif atau tidaknya untuk menambah pos maupun halte. Tujuannya, memastikan pos dan halte tambahan benar-benar diletakkan di lokasi yang strategis. ”Jangan sampai nanti udah dibikin, ternyata peminatnya sepi. Tapi, sejauh ini saya lihat peminat Suroboyo Bus dari Surabaya Barat itu cukup banyak,” tandasnya.