Setop Alat Berat, Ini Cara Menteri Basuki Genjot Padat Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengaku memberhentikan penggunaan alat berat dalam membangun sarana dan prasrana infrastruktur di Indonesia.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penghentian menggunakan alat berat dalam membangun infrastruktur ini rencananya akan berlangsung selama 2-3 bulan ke depan. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi virus corona atau covid-19 saat ini.
Karena pandemi covid-19, kata Basuki telah membuat ekspor, investasi, dan daya beli atau konsumsi rumah tangga menurun. Padahal ketiga sektor tersebut merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional.
“Kami tambahkan untuk program-program reguler dalam 2-3 bulan ini saya minta untuk tidak pake alat berat dulu, kecuali yang harus. Tapi kalau bisa dikerjakan manusia saja,” kata Basuki dalam video conference, Sabtu (27/6/2020).
“Pakai manusia, belikan pacul dan sebagainya yang penting orang bekerja dulu untuk mendapatkan, mempertahankan daya beli,” jelasnya.
Pembangunan infrastruktur dengan tenaga manusia, kata Basuki sudah terjadi saat melakukan rehabilitasi irigasi Rentang di Indramayu. Pembangunan ini menelan biaya Rp 3,1 triliun.
Lebih lanjut Basuki mengungkapkan, pemanfaatan tenaga manusia dalam proyek infrastruktur ini juga bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang ada di Kementerian PUPR, selain program padat karya tunai yang anggarannya sekitar Rp 11 triliun dan bisa menyerap 614 ribu tenaga kerja.
Selain itu, dikatakan Basuki, anggaran Kementerian PUPR di tahun 2020 pun sudah terpotong Rp 44 triliun dari alokasi awal sebesar Rp 120 triliun. Pemotongan itu bagian dari program penghematan pemerintah untuk PEN.
“Kami sepakat dengan teman dirjen berapa pun yang diminta negara, [kalau] masih kurang potong lagi,” ungkapnya. [cnbcindonesia.com]