Sempat Melonjak, Minyak Mentah Kembali Tertekan Akibat Keraguan Perdagangan AS-China
Pergerakan minyak mentah hari ini tampak
mengalami penurunan setelah pesimisme yang meluas di sekitar perdagangan
AS-China. Pada saat sesi Asia berlangsung di hari Kamis (21/11) minyak mentah
di Brent sedang berada pada level harga 62,20 per barelnya. Angka tersebut
menggambarkan bahwa minyak mentah global telah mengalami penurunan sekitar 0,35
persen sepanjang hari Kamis. Untuk WTI sedang berada di level harga 56,90 per
barelnya.
Minyak mentah hari ini anjlok diduga disebabkan oleh adanya kabar bahwa
kesepakatan dagang tahap awal AS-China akan tercapai pada tahun depan. Hal itu
otomatis memunculkan pesimisme pasar bahwa rencana kenaikan tarif produk China
oleh AS pada pertengahan Desember bisa saja akan terjadi.
Sementara itu para pengamat mengkhawatirkan
bahwa hubungan dagang kedua negara akan semakin rumit karena terbebani masalah
politik AS dan China yang sedang memanas. Kemarin Senat AS telah menyetujui RUU
Hong Kong yang merupakan bentuk intervensi kepada urusan pribadi China. Tidak
tinggal diam, China langsung memberikan peringatan dan mengancam aksi balasan
jika memang RUU tersebut ditandatangani oleh Trump dan diberlakukan.
Presiden Trump sendiri juga menegaskan ancaman
akan menaikkan tarif atas produk China jika memang kesepakatan gagal terwujud.
Dengan kabar yang negatif ini telah membawa saham kawasan Asia dalam tekanan
saat sesi Asia berlangsung. S&P 500 tampak telah mengalami penurunan 0,10
persen dimana sebelumnya anjlok 0,38 persen hari Rabu.
Minyak mentah hari ini akan terus berjuang untuk memperpanjang pemulihan yang
dibangun sebelumnya sekitar 3 persen hari Rabu kemarin. Lonjakan terjadi
terutama setelah data pasokan minyak mentah AS dari EIA mengalami penurunan ke
1,4 juta barel dari prediksi sebelumnya di 1,53 juta barel.