Berita Nasional

Rupiah Tertekan Hingga Semester Awal 2019

Indodax


Wikimedan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia meramalkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi mendapat tekanan hingga semester awal tahun 2019.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam menjelaskan, tekanan tersebut berasal dari global tang masih diliputi ketidakpastian ekonomi terkait perang dagang harga minyak yang cenderung meningkat, dan ketatnya likuiditas global.

Sementara di sisi domestik, kata dia, perekonomian nasional masih diwarnai oleh defisit transaksi berjalan. 

“Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan terus dalam tekanan pelemahan,” ujar Piter di graha CIMB Niaga Jakarta, Rabu (21/11).

Pihaknya meramalkan, sepanjang 2019 nilai tukar Rupiah rata-rata akan berada di kisaran Rp15.200 per dolar AS. Posisi tersebut lebih lemah dibandingkan asumsi kurs dalam APBN 2019 Rp15.000 per dolar AS.

“Rupiah akan mendapatkan momentum penguatan pada semester kedua setelah selesainya proses pemilu,” tuturnya.

Menurutnya, masih besarnya tekanan pelemahan nilai tukar rupiah akan memicu respons kebijakan yang cenderung ketat dari Bank Indonesia. Suku bunga acuan BI diperkirakan akan mengalami kenaikan sebanyak 3-4 kali ke kisaran 6,75 persen hingga 7 persen pada akhir 2019.

Meningkatnya suku bunga acuan, lanjutnya, kemudian akan mendorong semakin tingginya suku bunga kredit. Kondisi ini selanjutnya akan memengaruhi laju pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang diperkirakan akan turun di kisaran 10-11 persen.

“Sedikit melambat dibandingkan proyeksi tahun 2018 yaitu 12 persen,” kata Piter.

(hap/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *