Berita Nasional

Rudy, Wali Kota Solo yang Hobi Tebus Ijazah

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Kasus pelunasan tunggakan SPP siswa SMK Negeri 6 Solo, yang dilakukan oleh Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo ternyata bukan hal baru. Bahkan, pria berkumis tebal itu sudah cukup sering membantu wali murid atau siswa yang mempunyai masalah administrasi dengan pihak sekolah. Mulai dari tunggakan SPP sampai dengan ijazah yang ditahan oleh pihak sekolah. 





Rudy begitu ia akrab disapa seringkali didatangi oleh orang tua siswa yang bermasalah dengan administrasi sekolah. Tidak hanya saat berdinas di kantornya Balai Kota Solo. Tetapi, para orang tua siswa bahkan juga sowan ke rumah dinasnya di Loji Gandrung, dan rumah pribadinya yang ada di Pucangsawit. Para orang tua yang datang biasanya curhat soal tunggakan anaknya. Untuk nilainya bervariasi, tapi rata-rata di atas Rp 1 juta. 





Bagi Rudy hal itu sudah biasa. Dirinya pun selalu membuka pintu lebar-lebar bagi warganya untuk datang kepadanya. Rudy selalu siap membantu setiap kali ada yang membutuhkan. “Banyak yang datang ke rumah, bahkan rumah di pinggir kali (rumah pribadi) juga banyak didatangi. Dan saya selalu siap membantu,” urainya kepada Wikimedan, Jumat (21/9). 





Yang datang ke rumahnya tidak hanya orang tua siswa sekolah negeri saja. Tetapi, banyak juga yang dari sekolah swasta. Menurutnya, untuk mengurus administrasi lebih mudah di negeri. Meskipun, kadang disposisinya juga tidak dihargai seperti yang baru saja terjadi di SMKN 6 Solo.





“Kalau yang swasta biasanya saya minta keringanan 50 persen, tetapi kalau tidak bisa ya saya bayar 100 persen langsung. Kalau yang negeri biasanya pakai disposisi saya bisa, kalau tidak bisa ya saya lunasi tunggakannya,” katanya. 





Apa yang dilakukan oleh Rudy itu sepenuhnya menggunakan uang pribadinya. Rudy selalu berkomitmen bahwa anak-anak di Solo harus sekolah sampai tingkat SMA atau SMK. Rudy tidak ingin, hanya gara-gara tidak mampu membayar administrasi kemudian anak berhenti sekolah. Maka dari itu, Rudy pun berusaha membantu setiap permasalahan administrasi meski menggunakan uang pribadinya. 






“Siswa di Solo ini juga anak saya, jadi semua harus sekolah minimal di tingkat SMA atau SMK. Jangan sampai ada yang tidak sekolah,” tegas Rudy.






Rudy juga tidak senang dengan sekolah yang hobi menahan ijazah siswa. Menurutnya, hal ini tidak boleh terjadi. Pasalnya, kebijakan sekolah tersebut justru semakin menyusahkan yang bersangkutan. Hal ini karena siswa yang lulus tanpa membawa ijazah jelas akan kesulitan saat ingin mendaftar ke tempat kerja. 





Bahkan Rudy berjanji akan melaporkan sekolah yang masih menahan ijazah siswanya. Terutama untuk tingkat SMA maupun SMK. Hal ini karena, kewenangan sekolah di tingkat atas tersebut berada di tangan Provinsi. “Ada juga siswa lulus SMP tahun 1998 tapi ijazahnya masih ditahan oleh sekolah, kan ini kasihan. Bagaimana bisa kerja kalau ijazahnya ditahan,” tandasnya.





(apl/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *