Berita Nasional

Remaja Rentan Kena HIV AIDS, Ayo Jauhi Narkoba dan Pergaulan Bebas

Indodax


Wikimedan – Gaya hidup pergaulan bebas dan maraknya narkoba suntik membuat risiko penularan virus HIV AIDS semakin tinggi. Penggunaan jarum suntik yang bergantian membuat remaja berisiko tertular. Karena itu, edukasi dan sosialisasi oleh para pegiat HIV AIDS perlu gencar dilakukan di setiap sekolah.

Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia (KAKI) mengkampanyekan bahaya narkoba suntik, pergaulan bebas, dan HIV AIDS pada remaja. Selain itu para aktivis mendorong agar masyarakat berani ikut uji tes HIV AIDS. Sebab masalah HIV AIDS adalah masalah kesehatan bukan lagi masalah perilaku sosial.

Jika isu HIV dikemas dengan baik dan benar, maka semua orang mau ikut tes HIV AIDS. Pada tahap awal, hal yang paling menyulitkan adalah Orang dengan HIV AIDS (ODHA) tak memiliki perbedaan signifikan dengan masyarakat sehat.

“Kami ajak pelajar untuk tahu bahaya HIV AIDS dan penularannya. Bahkan ada guru yang tidak tahu bahwa HIV AIDS tidak menular dari gigitan nyamuk. Maka kami rasa perlu datang ke sekolah-sekolah,” kata Aktivis dan Pegiat HIV dari Yayasan KAKI Kota Depok Denies Talu kepada Wikimedan baru-baru ini.

Menurut Denies, semua narkoba berbahaya, dengan sifatnya masing-masing. Sifat narkoba dan kepribadian orang juga saling berkaitan yang menghasilkan efek tertentu pada perilaku. Namun yang terkait erat dengan bahaya IMS, HIV-AIDS dan Hepatitis C adalah risiko seks, narkoba suntik jenis heroin (putaw) dan morfin.

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah VIRUS yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, merusak sel CD4 dan menggunakannya untuk mereplikasi diri. Saat jumlah sel yang melindungi diri menurun, tubuh akan mudah terserang penyakit, mengakibatkan AIDS.

AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrom adalah kumpulan gejala penyakit yang diakibatkan oleh lemahnya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan oleh virus HIV. VCT adalah Voluntary Counseling Test adalah rangkain konseling dan test terhadap penularan HIV secara sukarela dari orang-orang yang merasa berisiko atau yang berisiko.

Dengan memeriksa status HIV AIDS sejak dini maka akan diketahui seberapa persen kadar imunitas bertahan di dalam tubuh setiap orang. Sehingga dengan segera ODHA diberikan terapi pengobatan Antiretroviral (ARV) kepada mereka.

Diharapkan dengan pemberian terapi secara rutin, virus di dalam tubuhnya tak berkembang biak. Sebaliknya jika penyakit ini dibiarkan, maka daya imun tubuh semakin turun digerogoti virus HIV. Jika sudah masuk ke dalam AIDS akan semakin sulit.

“Karena sekarang ini sudah ada ARV yang bisa pertahankan hidup mereka,” ujar Denies.

ODHA ketika diintervensi ARV secara rutin dan mengikuti terapi dengan baik, terbukti ARV efektif mencegah penularan. Ketika ODHA tersebut memiliki keinginan mengikuti program mempunyai anak, maka anaknya lahir negatif HIV AIDS. Denies juga membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berbagi masalah seputar HIV AIDS untuk menghubungi pegiat Yayasan KAKI di nomor 089630491649.

(ika/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *