Percantik Taman Kota, Risma Berharap Surabaya Jadi Kota Kupu-kupu
Wikimedan – Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya telah menanam ratusan spesies pohon Tabebuya untuk mempercantik kota. Tahun depan, pemkot akan menambah lagi dengan menanam pohon Sakura asli di jalanan Surabaya.
Saat ini, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya telah menanam sekitar 15 hingga 20 pohon Sakura. Pohon asal Jepang tersebut dapat ditemui di pedestrian Jalan Pandegiling, Taman Harmoni, dan kawasan Keputih.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pohon Sakura dan tanaman hias lainnya tidak akan ditanam pada satu tempat. Dia sengaja menanam pohon hias tersebut tersebar di beberapa lokasi supaya ada diversifikasi tanaman.
Bahasa mudahnya, ada variasi yang dapat dinikmati warga Surabaya saat melewati beberapa kawasan di Surabaya. Selain itu, Risma beralasan, jika dalam satu lokasi terdapat lebih dari satu jenis bunga, akan menarik perhatian spesies kupu-kupu dan burung yang bervariasi pula.
“Jadi, Sakuran sudah kami tanam di beberapa slot (lokasi). Hanya memang belum waktunya berbunga. Suatu saat, Surabaya akan jadi kota Kupu-kupu. Karena, kami tanami dengan (pohon) yang berbunga semua,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Minggu (16/12).
Sementara itu, (Plt) Kepala DKRTH Surabaya Ery Cahyadi mengatakan, tahun depan pihaknya memang berencana menanam pohon Sakura lagi. Namun, dirinya belum tahu di mana saja tambahan pohon Sakura itu akan ditanam.
Ery mengatakan, pengadaan Sakura, tentu membutuhkan anggaran. Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih melakukan evaluasi terhadap anggaran pemkot untuk 2019.
“Saat ini, jumlah pohon Sakura memang tidak sebanyak Tabebuya yang mencapai 3.000 pohon. Yang jelas, 2019 akan mulai kami tanam. Hanya, kami belum tahu lokasinya di mana,” kata Ery.
Kabid Ruang Terbuka Hijau dan PJU DKRTH Surabaya Hendri Setianto mengatakan, fungsi perkotaannya sama dengan pohon Tabebuya. Selain untuk mempercantik lingkungan perkotaan, Sakura juga punya kemampuan menyerap polusi kendaraan.
“Hanya memang, kemampuan menyerap polutannya, tidak sebagus Tabebuya. Tapi paling tidak, tanaman hias di Surabaya nggak monoton,” kata Hendri.
(HDR/JPC)
Kategori : Berita Nasional