Panduan Mengenalkan Makanan Hangat Pada Buah Hati Anda
[ad_1]
Menginjak usia 6 bulan, si kecil sudah dibolehkan mencoba makanan selain ASI, seperti sari buah. Kemudian, variasi makanan lain juga bisa diberikan saat ia mencapai usia 9 bulan. Misalnya, biskuit tumbuk dicampur dengan air hangat atau bubur susu yang hangat.
Nah, memberikan makanan hangat itu tidak boleh asal. Pasalnya, rasa panas dari makanan bisa membuat mulut bayi tidak nyaman atau bahkan melukai gusi atau lidahnya. Yuk, simak beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memberikan makanan yang hangat pada si kecil.
Pentingnya mengenalkan makanan hangat
Mengenalkan makanan dengan suhu yang berbeda untuk anak itu penting. Ini membantu bayi menikmati berbagai jenis makanan, baik hangat maupun dingin karena bayi hanya terbiasa dengan makanan dengan suhu normal.
Suhu panas dibutuhkan untuk membuat makanan bayi jadi lebih lunak dan mudah dicerna. Kadang orangtua juga sengaja memanaskan makanan bayi supaya makanan jauh lebih sedap sekaligus untuk membunuh organisme yang tersembunyi pada makanan.
Tips memberi makanan hangat pada bayi
Lalu bagaimana cara mengenalkan makanan dengan suhu seperti ini? Pahami beberapa hal penting berikut ini untuk memudahkan Anda mengenalkan makanan yang hangat pada bayi.
1. Kapan boleh memberikan makanan hangat?
Makanan hangat bisa diberikan saat area mulut bayi tidak sedang bermasalah. Jika bayi mengalami oral thrust (infeksi jamur di mulut) atau sedang tumbuh gigi, sebaiknya jangan memberikan makanan yang panas atau hangat.
Suhu panas makanan bisa menimbulkan rasa sakit dan perih. Jadi, lebih baik Anda berikan makanan dengan suhu normal atau sedikit sejuk.
2. Sebelum diberikan, uji dulu suhu makanannya
Untuk memastikan bahwa suhunya pas, Anda terlebih dulu harus mencobanya. Misalnya, Anda ingin memberikan sebotol susu hangat, maka masukkan sendok logam ke bagian dalam botol susu. Logam dapat menghantarkan panas dengan baik, itu artinya suhu panas dapat menyerap pada sendok logam.
Setelah sendok dimasukkan, tahan sendok di dalamnya selama tiga detik. Kemudian, tempelkan ujung sendok pada bibir bawah Anda. Sementara untuk makanan panas, Anda bisa meniupkan makanan yang ada di permukaan sendok. Setelah Anda pastikan cukup hangat, barulah makanan diberikan pada bayi.
Berikan sesendok kecil makanan untuk melihat bagaimana reaksi bayi terhadap makanan yang hangat. Kalau bayi tidak suka atau menolak suapannya, jangan dipaksa.
3. Perhatikan cara penyajiannya
Selain suhu makanan, pastikan Anda menyajikan makanan dengan benar. Perhatikan kebersihan wadah makanan bayi, peralatan makan bayi, dan juga air panas yang biasanya digunakan untuk mengencerkan makanan. Selalu periksa kemasan produk makanan bayi dan simpan dengan rapat di dalam kulkas.
Baca Juga:
[ad_2]