Menjadi Adil dengan Anak-Anak Sulit, Ini Yang Harus Dilakukan Ibu
Wikimedan – Menghadapi anak memang tidaklah mudah. Apalagi, ketika memiliki lebih dari satu anak. Yang menjadi tantangan adalah ketika anak-anaknya atau adik kakak sedang tidak akur dan saling iri. Sang ibu perlu memberikan pengertian ekstra agar adik atau kakak tidak ada yang merasa disalahkan.
“Konsep adil bukan sama rata tapi memperlakukan sesuai kebutuhan, misalnya masalah beli sepatu. Kenapa sih harus beliin sepatu untuk kakak? Karena kakak sepatunya sudah sempit, karena kakak sepatunya rusak. Sedangkan, adiknya tidak dibeliin karena baru beli sepatu,” kata Sishi Semet, Psikolog Anak, saat ditemui di kawasan Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (20/12).
Tidak jarang juga ketika adik dan kakak bertengkar karena berebut mainan. Padahal, mainan tersebut adalah milik kakaknya, di mana sang adik tiba-tiba ingin ikut mengambil.

Di sini, peran ibu bukan menyuruh kakak langsung memberikan adiknya mainan. Tetapi, perlu memberi pengertian bahwa adik harus menunggu. Ada nilai yang diajarkan untuk keduanya, bahwa perlu adanya kesabaran, perlu adanya berbagi, perlu adanya saat-saat harus menunggu untuk bisa memakai mainan itu.
Dengan perlahan diberi tahu pada keduanya, mereka akan mengerti ternyata tidak bisa asal merebut, mainan tidak boleh dirusak, perlu ada izin sebelum meminjam.
Selain itu, terkadang ibu harus menghadapi dua anak, yang satu bayi sementara yang satu lagi sudah masuk sekolah. Terkadang anaknya yang sudah sekolah merasa perhatian ibu terbagi bahkan lebih dominan pada adik bayi.
Dari situlah ibu perlu memberikan penjelasan pada anaknya. Tetapi, ibu juga perlu membagi waktu dengan anak secara berkualitas. Misalnya, menemani mengerjakan pekerjaan rumah, menemani sebelum tidur, atau menemani saat bermain.
“Tidak semua aktivitas perlu digabung. Kadang-kadang kan family time memang selalu setiap hari bareng, ada saatnya juga si kakak perlu waktu sama ibunya atau papahnya tanpa adiknya. Begitu juga dengan adiknya,” tambah Sishi.
Jika anak sedang emosi karena ibu masih repot mengurusi hal lain atau sedang menyusui anaknya yang masih bayi, perlu adanya empati dari seorang ibu. Orang tua perlu menanyakan dengan baik pada anak tersebut untuk mengungkapkan atas emosi yang dirasakan.
“Kadang-kadang untuk anak lebih kecil dia tidak tahu emosinya apa tapi keluarnya jadi nangis. Sebagai orang tua harus berempati, anak kecil jadi belajar bahwa ini emosi yang dirasakan, yakni bahwa dia sedang marah. Anak diberi penjelasan saat itu ibu sedang repot menyusui dulu, agar tidak disangka tidak memperhatikan dia,” jelas Sishi.
Setelah itu, seorang ibu juga perlu menepati janji jika memang akan menemani. Agar kedepannya anak percaya dan mau bersabar menunggu jika ibu sedang repot mengurusi hal lain.
(Inr/JPC)
Kategori : Berita Nasional