Mengenal Gejala PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dan Tahapannya
[ad_1]
Gejala PPOK alias penyakit paru obstruktif kronis bisa sangat bervariasi bergantung pada jumlah kerusakan pada paru-paru. Gejalanya bahkan terkadang samar dengan penyakit umum lain sehingga Anda tidak menyadarinya sampai penyakit ini bertambah parah. Apa saja gejalanya?
Gejala PPOK yang umum ditemui
PPOK alias penyakit paru obstruktif kronis, menurut WHO, merupakan penyakit paru yang mengancam nyawa, yang menganggu pernapasan normal. Sekitar lebih dari 3 juta orang meninggal akibat PPOK pada tahun 2012, yang sebanding dengan 6% dari semua kematian secara global pada tahun tersebut. Lebih dari 90% kematian PPOK terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Mengetahui gejala PPOK sejak dini dapat membantu Anda mencegah kerusakan yang lebih parah pada tubuh Anda.
Batuk Kronis
Salah satu gejala PPOK yang umum ditemui adalah batuk. Batuk merupakan cara tubuh membersihkan saluran udaranya, lendir/dahak pada paru-paru, iritan lainnya, dan juga sekresi. Lendir biasanya jernih; namun, pada penderita PPOK, lendir bisa berwarna kuning. Batuk sering sangat parah di pagi hari dan Anda bisa lebih banyak batuk saat berolahraga atau merokok. Batuk bisa membandel setiap harinya, meskipun tidak ada gejala penyakit lainnya seperti pilek atau flu.
Mengi
Saat Anda membuang napas melalui saluran udara yang sempit atau tersumbat, Anda akan sering mendengar suara seperti siulan yang disebut mengi. Pada penderita PPOK, mengi paling sering disebabkan oleh kelebihan lendir yang memblokir saluran udara. Mengi tidak selalu berarti bahwa Anda menderita PPOK. Mengi juga adalah gejala dari asma dan pneumonia.
Sesak Napas (Dispnea)
Seiring saluran udara di paru-paru Anda meradang, rusak, dan mulai menyempit, Anda bisa menjadi kesulitan untuk bernapas atau mengambil napas. Gejala PPOK ini bisa tampak jelas selama peningkatan aktivitas fisik. Gejala ini bisa membuat rutinitas kegiatan harian, seperti berjalan, melakukan pekerjaan rumah sederhana, berganti pakaian, atau mandi, menjadi lebih sulit. Yang paling buruk, sesak napas bisa terjadi bahkan saat Anda beristirahat.
Kelelahan
Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, Anda tidak dapat mendapatkan cukup oksigen bagi darah dan otot Anda. Tanpa oksigen yang diperlukan, fungsi tubuh akan melambat dan terjadilah kelelahan. Anda juga bisa kelelahan karena paru-paru Anda bekerja dengan lebih keras untuk memasok oksigen dan membuang karbondioksida, sehingga Anda kehabisan energi.
Sering menderita infeksi pernapasan
Karena penderita penyakit paru obstruktif kronis alias PPOK memiliki kesulitan dalam membersihkan paru-paru dari bakteri, virus, polutan, debu, dan zat-zat lain yang menyebabkan peradangan, mereka berisiko lebih tinggi terhadap infeksi paru, seperti pilek, flu, dan pneumonia.
Bagi penderita PPOK, menghindari risiko infeksi pernapasan tentu menjadi lebih sulit. Untuk itu, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risikonya adalah dengan melakukan vaksinasi dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih.
Jika Anda sering mengalami gangguan atau infeksi pernapasan dan tak kunjung sembuh, namun ragu apakah memiliki PPOK atau tidak, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan kejelasan.
Penurunan berat badan
Salah satu gejala yang dialami oleh penderita PPOK adalah penurunan berat badan. Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang telah diderita dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penurunan berat badan. Hal ini karena tubuh membutuhkan energi ekstra sehingga pembakaran kalori menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang masuk. Akibatnya berat badan Anda pun turun.
Selain itu, penurunan berat badan akibat kelelahan yang Anda alami sebagai gejala lain dari PPOK juga berkontribusi dalam penurunan berat badan yang Anda alami. Sesak napas yang Anda rasakan pada akhirnya juga membuat Anda kesulitan melakukan aktivitas lain, termasuk makan.
Gejala PPOK Tingkat Lanjut
Selain beberapa gejala yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa gejala PPOK lain yang patut Anda waspadai. Gejala bisa saja muncul, terutama jika Anda sudah berada dalam PPOK stadiu lanjut.
Beberapa gejala yang dapat Anda alami, yaitu:
- Sakit kepala di pagi hari. Hal ini mungkin saja terjadi akibat tingginya kadar karbondioksida dalam darah.
- Pembengkakan telapak dan pergelangan kaki yang bisa saja terjadi akibat peningkatan tekanan pada jantung. Meningkatnya tekanan pada jantung dapat disebabkan oleh kerja jantung yang menjadi lebih keras untuk memompa darah melalui paru-paru yang rusak.
Mengenal tahapan PPOK
Penyakit yang menyerang paru-paru ini adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan di paru-paru. Sebelum menjadi semakin parah, kenali tahapan-tahapan penyakit PPOK agar Anda bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis alias PPOK memiliki empat tahapan, mulai dari yang ringan sampai sangat parah. Di setiap tahapannya, gejala PPOK berbeda-beda. Hasil tes fungsi paru juga akan berbeda di setiap tahapannya. Biasanya, kinerja tes fungsi paru akan menurun seiring dengan stadium PPOK yang semakin parah.
Stadium 1
Stadium 1 PPOK memiliki gejala yang ringan, seperti sesak napas. Meski sesak napas terjadi, namun tingkatnya terbilang ringan. Pada tahap ini kadang terjadi batuk kronis dan produksi dahak, namun hal ini tidak selalu terjadi. Oleh karena terbilang ringan, banyak orang yang berada pada stadium 1 ini cenderung tidak menyadari bahwa fungsi paru-parunya mulai tidak normal.
Stadium 2
Pada tahap ini, keterbatasan keterbatasan aliran udara menjadi lebih buruk. Jika pada stadium 1 sesak napas tidak terlalu sering terjadi, pada tahap ini Anda akan lebih sering mengalami sesak napas. Paling umum, sesak napas terjadi pada saat melakukan aktivitas.
Pada tahap ini, pasien mungkin akan mulai pergi memeriksakan diri ke dokter karena gejala gangguan pernapasan yang tak kunjung hilang (gejala pernapasan kronis) atau penyakit mereka yang dirasa semakin memburuk.
Stadium 3
Tahap ini dikenal juga sebagai PPOK stadium berat atap parah. Aliran udara dalam tubuh Anda akan menjadi lebih buruk lagi dari sebelumnya pada tahap ini. Pada stadium 3, Anda akan memiliki gejala PPOK yang lebih parah, seperti sesak napas yang semakin menjadi, menurunnya kemampuan berolahraga, peradangan serta gejala penyakit lain yang berulang dan makin parah sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien.
Stadium 4
Ini adalah tahapan terparah dari PPOK dan menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan akibat sesak napas. Kesulitan bernapas yang dialami oleh pasien PPOK bahkan dapat mengancam nyawa pada beberapa kasus.
Spirometer untuk mendiagnosis PPOK
Meski penyakit ini cenderung tidak disadari pada saat tahap awal, terdapat metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PPOK. Spirometer merupakan sebuah tes sederhana yang digunakan untuk menghitung jumlah udara yang sanggup dihirup dan diembuskan oleh seseorang. Alat ini memungkinkan kita mengetahui seberapa efektif dan cepat paru-paru dapat dikosongkan.
Pengukuran spirometer biasanya menggunakan tiga elemen, yaitu:
- Forced vital capacity (FVC), menggambarkan volume udara maksimal yang bisa diembuskan dalam satu kali tarikan napas penuh
- Forced expired volume in one second (FEV1), mengukur seberapa banyak udara yang dapat diembuskan dalam waktu satu detik. Normalnya, seluruh isi udara dalam paru-paru dapat diembuskan seluruhnya (100 persen) dalam waktu satu detik.
- FEV1/FVC, perbandingan antara FEV1 dan FVC yang mengindikasikan indeks klinis seseorang terhadap keterbatasan udara yang dialami.
Rasio FEV1/FVC yang berkisar antara 70 – 80 persen pada orang dewasa merupakan angka yang normal. Rasio FEV1/FVC yang berada di bawah 70 persen mengindikasikan adanya keterbatasan sirkulasi udara (pernapasan) dan kemungkinan pasien mengalami PPOK.
Rasio FEV1/FVC pada pasien PPOK sesuai dengan tahapannya
- Stadium 1: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 80 persen atau lebih dari nilai prediksi
- Stadium 2: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 berada di antara 50 – 80 persen
- Stadium 3: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 berada di antara 30 – 50 persen
- Stadium 4: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 di bawah 30 persen disertai dengan gagal pernapasan kronis
PPOK adalah kondisi serius yang dapat berdampak pada kehidupan dalam banyak cara. Oleh karena PPOK merupakan penyakit progresif, tanda-tanda dan gejala PPOK tidak terlihat dengan jelas sampai akhirnya kondisi tersebut telanur memburuk.
Sebaiknya, jika Anda mengalami sesak napas dan mengalami batuk yang tak kunjung sembuh tanpa ada alasan yang menyertai, segeralah menemui dokter untuk mendapatkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Baca Juga:
[ad_2]