Berita Nasional

Membantu Sesama, Pedagang di Palu Tak Naikkan Harga

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu serta Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), sudah lima hari berlalu. Kondisi perekonomian di daerah terdampak bencana berangsung membaik. Hal itu ditandai dengan kembali beroperasinya sejumlah pedagang kaki lima (PKL) emperan jalan hingga kios-kios di kawasan pusat Kota Palu.





Salah satu pedagang yang kembali membuka lapaknya adalah Suharni, 35. Dia mengaku tak begitu khawatir untuk kembali berjualan usai bencana meluluhlantahkan seisi kota.





“Saya mulai rasa juga kalau pasti sudah banyak orang mungkin butuh ini, butuh itu. Apalagi yang jadi korban parah. Jadi karena kasihan juga, makanya kami mending buka saja ini kios,” ungkapnya saat ditemui di lokasi usahanya di Jalan Pattimura, Kota Palu, Rabu (3/10).





Ibu dua anak itu juga merupakan korban bencana gempa bumi dan tsunami. Ia mengaku bersyukur karena rumah sekaligus kiosnya tidak mengalami kerusakan parah. Tsunami juga tidak sampai menerjang tempat tinggalnya.





“Saya bersyukur sekali itu hanya retak-retak biasa. Air (tsunami)alhamdulillah tidak sampai di sini. Makanya saya buka ini kios cepat supaya kalau ada orang butuh bahan apa-apa, bisa langsung mungkin dapat di sini,” ucapnya.





Perempuan asal Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengaku tidak begitu mempedulikan persoalan harga jualannya yang tetap dikonteks stabil. Begitupun dengan kejadian-kejadian penjarahan yang sempat menjadi teror para pelaku usaha.






“Untuk apa kami kasih naik harga. Kami ini sama-sama jadi korban. Saya sudah bersyukur karena satu keluarga semua selamat. Mungkin waktunya kami bantu juga yang lain,” akunya.






Sulaiman, 40, ipar Suharni menambahkan, barang dagangan telah habis terjual. Ia rencananya kembali ke Pinrang Sulsel untuk memuat bahan-bahan keperluan warung yang bisa jadi sangat dibutuhkan para korban bencana.





“Insya Allah kalau bisa habis sekarang atau nanti malam, mungkin besok atau lusa saya kembali lagi ke kampung (Pinrang) untuk ambil lagi bahan. Karena di sini belum semua buka. Jadi kalau dapat lewat jalur darat, satu atau dua hari kembali lagi kalau ke sini muat barang,” terangnya.





Sementera itu, kondisi berbeda dirasakan salah seorang konsumen. Ditemui di lokasi berbeda, Ikram, 28, mengaku terkejut dengan harga sejumlah kebutuhan yang mengalami lonjakan harga cukup drastis.





Di salah satu lapak di seputaran Jalan Pramuka, Kota Palu, pedagang menjual barang dengan harga di atas normal. Misalnya untuk air mineral kemasan botol 600 ml di banderol sekitar Rp 15 ribu.





“Tapi itu pas hari pertama, hari kedua sampai sekarang saya belum pernah belanja lagi. Kebetulan ada juga bantuan-bantuan sedikit untuk air. Makanya kami agak tidak terlalu susah sedikit,” tambahnya.





Seperti diberitakan, gempa bumi berkekuatan 7,4 SR disusul tsunami terjadi pada Jumat (28/9) lalu. Bencana merusak sebagian besar infranstruktur di Kota Palu dan dua kabupaten lain, yakni Donggala dan Sigi.





Aktiftas saat itu seketika lumpuh. Namun secara perlahan, bantuan logistik, obat-obatan hingga kelengkapan lainnya terus mengalir untuk para korban bencana.





(rul/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *