Masa Depan Terancam, Anak-anak Aceh Diminta MPU Ikut Imunisasi MR
[ad_1]
Wikimedan – Anak-anak Aceh dihadapkan dengan kerentanan terkena rubela. Virus itu akan mengancam pertumbuhan dan masa depan generasi penerus di Bumi Rencong tersebut. Untuk itu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh membuat keputusan penting yang meminta anak-anak harus mengikuti imunisasi measles-rubella (MR).
Keputusan itu diambil setelah mereka melakukan pertemuan dengan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah kemarin (19/9). “Berdasar penelitian para ahli, dokter, dan dinas kesehatan, ini dalam kondisi darurat. Karena itu, masyarakat harus membawa anak mereka untuk mengikuti program imunisasi MR,” tegas Ketua MPU Aceh Muslim Ibrahim.
MPU Aceh tidak menampik hasil penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin MR mengandung zat haram. Namun, di sisi lain, ada penelitian dari beberapa ahli bahwa dampak campak rubela termasuk kategori darurat. Karena itu, rekomendasi penelitian tersebut mendesak adanya pencegahan lewat imunisasi vaksin MR.

Infografis cakupan pelaksanaan imunisasi MR terendah di Indonesia. (Rofiah Darajat/Wikimedan)
Karena kondisi darurat tersebut, MPU Aceh merestui pelaksanaan imunisasi MR. “Ada ancaman kehilangan nyawa jika tidak dilakukan. Jika sudah begini, bangkai babi sekalipun boleh kita makan agar keadaan darurat itu hilang,” katanya sebagaimana dilansir Rakyat Aceh (Jawa Pos Group).
Meski begitu, Muslim meminta pemerintah tetap mengupayakan adanya vaksin MR yang tidak mengandung zat haram bagi umat Islam. Hal tersebut ditujukan untuk menghindari penolakan seperti yang terjadi saat ini.
Dengan keluarnya restu dari MPU Aceh tersebut, Pemerintah Provinsi Aceh akan menjalankan program yang sempat dihentikan di Bumi Serambi Makkah tersebut. Hanya, Pemprov Aceh menegaskan, imunisasi MR itu tidak diwajibkan. Mereka menegaskan tidak boleh ada pemaksaan dalam program tersebut.
“Bila ada orang tua yang tidak berkenan anaknya disuntik vaksin MR, jangan dipaksa. Tapi, tetap harus ada sosialisasi terus-menerus tentang bahaya campak rubela tersebut,” tegas Juru Bicara Pemerintah Provinsi Aceh Wiratmadinata.
Sejauh ini, cakupan program imunisasi MR di Aceh merupakan yang terendah di Indonesia. Sampai saat ini, di antara sekitar 1,5 juta anak di Aceh, baru 6,88 persen yang sudah mendapat imunisasi MR. Capaian itu rendah lantaran Plt gubernur Aceh menghentikan program tersebut.
Nah, dengan restu dari MPU Aceh itu, capaian imunisasi diharapkan meningkat. Untuk itu, Dinas Kesehatan Aceh pun langsung bergerak. Mereka mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh kepala dinas kesehatan di kota/kabupaten di Aceh untuk kembali menggelorakan sosialisasi dan suntik vaksin MR. “Hari ini segera saya buat surat instruksi tersebut,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh menyambut gembira dilanjutkannya kembali imunisasi MR di Aceh. Selama ini, mereka memang sangat getol mendorong pelaksanaan kembali imunisasi MR. Sebab, IDAI menilai, masa depan anak-anak Aceh sangat terancam dengan tidak dilaksanakannya imunisasi tersebut.
“Syukur alhamdulillah, program penyelamatan anak-anak Aceh ini dilanjutkan. Kami dokter anak di Aceh akan men-support program ini di daerah-daerah,” ujar Ketua IDAI Aceh Herlina Dimiati.
(min/mai/JPG/c5/fim)
[ad_2]