Kinerja Samsung Dibayangi Anjloknya Bisnis Memori dan Smartphone
[ad_1]

Jakarta, Wikimedan – Samsung kembali ke pertumbuhan laba yang kuat pada kuartal ketiga 2018, dengan laba operasi diperkirakan mencapai rekor tertinggi kuartalan, dan permintaan yang masih kuat untuk chip memori dan smartphone.
Perusahaan memperkirakan laba operasi untuk periode Q3-2018. mencapai sekitar KRW17,5 triliun (USD15,5 miliar), meningkat 20,4 persen dari tahun ke tahun. Sebelumnya laba operasi sebesar KRW15.6 triliun pada Q1 2018. Penjualan terkonsolidasi diharapkan meningkat 4,8 persen menjadi KRW65 triliun.
Samsung tidak mengeluarkan pendapatan atau laba operasi untuk setiap divisi bisnis dalam panduan kuartalan. Chaebol Korea itu baru akan merilis kinerja per divisi secara terperinci pada akhir bulan ini.
Analis industri mengatakan bisnis memori masih menjadi pendorong utama di balik pertumbuhan laba, terhitung hampir 80 persen dari total laba operasi pada kuartal tersebut. Sehingga kemunduran apa pun dalam bisnis ini akan berdampak signifikan pada bottom line Samsung.
Sebelumnya, The Korea Herald melaporkan bahwa Goldman Sachs dan Morgan Stanley memprediksi pasar semikonduktor global bakal menghadapi penurunan permintaan pada Q4.
Laba bersih raksasa elektronik di Q2 sedikit lebih rendah dari kuartal 2017 di KRW11.04 triliun karena pajak penghasilan yang lebih tinggi. Total pendapatan KRW58.5 triliun turun 4 persen dari Q2 2017.
Meski mencetak rekor laba operasi, Divisi IT dan komunikasi bergerak mengalami penurunan hingga 20 persen tahun-ke-tahun pada pendapatan kuartal kedua, terutama disebabkan oleh rendah penjualan yang diharapkan dari Galaxy S9 dan S9 Plus. Permintaan kedua smartphone di pasar high-end itu, kini cenderung stagnan di tengah kompetisi yang ketat dengan Apple dan Huawei.
Di pasar smartphone global, Samsung masih mempertahankan peringkat pertama di Q2 meskipun pangsa pasar yang diraih turun menjadi 20,4 persen. Menurut data yang data yang dilansir dari Strategy Analytics, Samsung hanya mampu mengirimkan 71,5 juta unit pada periode itu.
Neil Mawston, Direktur Eksekutif Strategy Analytics, menyebutkan bahwa itu adalah kinerja kuartalan terburuk Samsung sejak kuartal ketiga 2016. Samsung sedang dihimpit oleh saingan China, seperti Xiaomi dan Huawei, di pasar utama Asia seperti China dan India.
Tak dapat dipungkiri, pasar Samsung terus digerogoti venor-vendor asal China. Ancaman terbesar Samsung di bisnis smartphone kini bukan lagi Apple, melainkan Huawei.
Data Strategy Analytics menyebutkan bahwa Huawei kini telah menempati posisi kedua dalam Worldwide Top 5 Smartphone Sales to End Users by Vendor di kuartal kedua (Q2) 2018. Tercatat total penjualan smartphone Huawei mencapai 49,846 juta unit dengan market share 15,5 persen. Padahal pada periode sebelumnya, yakni Q2-2017, total penjualan ponsel Huawei mencapai 35,964 juta unit dengan market share 10,7 persen.
[ad_2]