Berita Nasional

Khawatir NKRI Bersyariah Menguat, KBI Gelar Pelatihan Ini di Lombok

Indodax


[ad_1]






















Wikimedan – Komunitas Bela Indonesia (KBI) kerjasama dengan Qalama Institut menggelar pelatihan juru bicara Pancasila di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara itu melibatkan  tokoh lintas agama, aktivis sosial media, blogger dan jurnalis setempat. 







Acara pelatihan ini akan berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 19-22 Oktober 2018 yang bertempat di Hotel Dmax, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.  







Perwakilan KBI Ilma Sovri Yanti mengatakan, pelatihan jubir Pancasila di seluruh wilayah Indonesia melibatkan berbagai komunitas didasarkan atas keprihatinan semakin menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila.







“Hasil riset LSI-Denny JA memperlihatkan adanya penurunan dukungan publik terhadap Pancasila. tercatat dari kurun waktu 2005 sampai 2018, tingkat dukungan masyarakat terhadap Pancasila menurun hingga 10 persen,” kata Ilma dalam keterangan tertulisnya pada Wikimedan, Jum’at (19/10).








Hasil riset tersebut termuat dalam buku rujukan pelatihan berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan tim. Buku ini menjadi semacam kerangka berpikir untuk hidup hidup di negara yang beragam.








Diketahui, dukungan masyarakat kepada Pancasila pada 2018 berada pada di titik terendah selama 13 tahun terakhir, yakni di angka 75,3 persen. Kalau kondisi tersebut dibiarkan, kata Ilma, maka hal ini bisa menjadi ancaman terhadap eksistensi Pancasila.







Di sisi lain, ancaman pun muncul dari idiologi lain yang berkembang secara massif di Indonesia. Hal ini tentu akan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang beragam dan dikenal toleran.







“Ancaman tersebut bahkan sudah mulai nampak, dengan adanya keinginan dari sekelompok masyarakat secara massif mengkampanyekan khilafah atau menginginkan NKRI bersyariah” tambahnya.







Padahal, lanjut Ilma, mayoritas masyarakat Indonesia tetap menginginkan Pancasila menguat karena hanya Pancasila yang dinilai bisa menyatukan keberagaman yang ada, mulai dari suku, agama, ras dan antar golongan.







Sementara itu, Koordinatoor KBI Anick HT mengatakan, penurunan dukungan terhadap Pancasila, karena sosialisasi Pancasila masih kurang maksimal, sementara, ancaman kemunculan ideologi baru bergerak dengan massif, dan ini bisa mengganggu keutuhan kita sebagai sebuah bangsa.







Karena itulah, diperlukan gerakan secara massif yang lahir dari akar rumput, dengan melibatkan berbagai tokoh lintas agama, budaya, akademisi, aktivis, penulis dan jurnalis untuk mensosialisasikan Pancasila.







“Kami meyakini, dalam menyosialisasikan nilai Pancasila, selain diperlukan keteladanan, juga akan lebih berhasil bila disertai dengan sebuah gerakan sosial yang lahir dari akar rumput, bukan melalui lembaga pemerintah yang cenderung stagnan dan politis,” katanya.







Anick menambahkan, pelatihan juru bicara Pancasila yang dilaksanakan KBI menargetkan bisa mencetak seribu juru bicara Pancasila dari berbagai wilayah Indonesia.







(jpg/JPC)




[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *