Kenaikan Pasar Obligasi Memaksa Minyak Mentah Melemah Menghentikan Bullish 14 Bulan
Pergerakan harga minyak mentah global yang dilakukan di WTI AS hari Jumat (5/3) ini tampak mengalami perlambatan aksi bullish. Minyak mentah melemah menghentikan aksi bullish ke puncak tertinggi 14 bulan terakhir. Dengan penolakan ini maka pasangan telah mencatatkan aksi bearish sekitar 0,30% menuju ke sekitar level harga perdagangan 63,85 per barel.
Sebelumnya minyak mentah mengalami kenaikan yang sangat luar biasa. Kenaikan itu terjadi karena adanya harapan langkah terbaru dari OPEC dan sekutu agar tidak meningkatkan jumlah produksi. Kemudian harapan pemulihan ekonomi global yang lebih cepat juga memicu aksi pembelian minyak mentah global.
Harapan pemulihan ekonomi itu hadir ketika banyak laporan kemajuan pada masalah dana stimulus ekonomi AS senilai $1,9 Triliun. Selain itu vaksinasi virus Corona yang terus dilakukan juga turut menghidupkan harapan bahwa ekonomi global bisa segera pulih dari perlambatan ini.
Sayangnya semua harapan itu harus ditantang oleh aksi terbaru imbal hasil obligasi AS yang membuat minyak mentah melemah. Secara otomatis kenaikan pasar obligasi AS menyebabkan nilai tukar dari Dolar AS meningkat dengan signifikan. Dampaknya komoditas berdenominasi Dolar AS mengalami penjualan karena harga USD yang jauh lebih tinggi.
Katalis yang diprediksi telah mendongkrak pasar obligasi adalah aksi dari Ketua Fed Powell saat sesi kamis malam. Dia memberikan sinyal bahwa tidak akan membiarkan pasar obligasi turun semakin jauh. Sehingga membantu Dolar AS untuk kembali berjaya di hari Jumat sesi Asia.
Posisi minyak mentah melemah sat ini mungkin akan semakin diperpanjang lagi sebagai aksi koreksi jangka pendek. Mengingat di sesi Asia sangat minim katalis penggerak yang relevan. Pasar mungkin juga sedang sangat berhati-hati menjelang laporan data NFP AS nanti malam.