Kaspersky Lab : Waspada Berbelanja di E-commerce Jelang Natal dan Tahun Baru!

Jakarta, Wikimedan – Jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk berbelanja online melalui e-commerce. Di momen tersebut, sejumlah e-commerce memberikan diskon menarik sehingga memikat para pembeli. Namun, sebaiknya Anda berhati-hati dalam berbelanja di e-commerce.
Para pelaku kejahatan siber kerap kali mengintai data pebelanja online jelang musim liburan ini. Laporan Kaspersky Lab terbaru bertajuk “From festive fun to password panic: Managing money online this Christmas”, menyebutkan bahwa belanja online adalah salah satu kegiatan paling populer di Internet.
Sebagian besar orang (93%) sadar akan ancaman siber finansial. Sementara 32%nya telah mengalami ancaman data finansial jatuh ke tangan yang salah.
Kenyamanan berbelanja online memang sangat menggiurkan, tetapi beberapa orang masih khawatir tentang seberapa aman pembayaran online mereka. Sayangnya, kekhawatiran mereka sangat beralasan.
Dari 32% yang memiliki risiko berbahaya akan data keuangannya. Survei mengungkapkan bahwa seperempat (26%) dari mereka tidak pernah mendapatkan uang mereka kembali. Beberapa faktor yang berpotensi membahayakan keuangan orang-orang adalah kesulitan dalam mengontrol data pembayaran setelah menggunakannya di berbagai platform e-commerce dan metode pembayaran yang tersedia.
Lebih dari separuh orang (54%) paling khawatir tentang data finansial mereka dapat diakses oleh para pelaku kejahatan siber. Sepertiga (36%) responden bahkan lupa atau tidak mencoba mengingat situs web dan aplikasi tempat mereka membagikan rincian keuangannya.
Karena para konsumen mencoba memastikan kredensial pembayaran mereka mudah ditemukan dan diingat, satu dari lima (20%) lebih suka menyimpannya di perangkat. Upaya tersebut dapat membuat pengajuan kredensial lebih mudah ketika orang melakukan belanja online, sehingga mereka tidak perlu khawatir melupakannya.
Namun, jika perangkat hilang atau dicuri, pengguna berisiko tidak hanya kehilangan data pribadi tetapi juga uang mereka. Karena penjahat cyber bisa saja mengakses akun bank pengguna jika menemukan data terkait di catatan dalam ponsel pintar mereka.
Banyaknya metode pembayaran digital yang tersedia memberikan kebebasan kepada para pembeli untuk memilih cara favorit mereka dalam membeli barang atau jasa. Metode yang paling disukai adalah kartu debit dan kartu kredit, transfer langsung dari rekening bank dan e-wallet, misalnya PayPal. Namun metode pembayaran lain juga semakin populer.
Belanja dengan frekuensi yang cukup sering memungkinkan orang mengumpulkan poin melalui program loyalitas dan menggunakannya untuk berbelanja lebih banyak. Dengan adanya telepon dan jam pintar, konsumen bahkan tidak perlu membawa dompet, uang fisik, atau bahkan kartu plastik. Fenomena ini sekaligus membantu meningkatkan popularitas pembayaran nirsentuh, seperti PayPass dan Apple Pay, dengan sepertiga dari pembeli (31%) menggunakannya secara teratur.
“Akhir tahun dan musim liburan adalah saat yang paling menyenangkan ketika orang-orang membeli hadiah untuk keluarga dan teman-teman mereka. Tapi orang-orang juga tidak ingin kehilangan uang melalui transaksi tidak aman atau penipuan online. Kita semua harus sangat memperhatikan data keuangan dan pembayaran online kita. Berhati-hati dan hindarilah memasukkan kredensial kartu bank Anda di situs web yang tidak dipercaya atau melakukan pembayaran dari perangkat yang tidak aman,” ujar Marina Titova, Kepala Pemasaran Produk Konsumen, Kaspersky Lab melalui keterangan resminya.
Untuk membuat belanja online Anda aman, Kaspersky Lab merekomendasikan menggunakan solusi keamanan siber yang dapat melindungi transaksi online dan menjaga akun belanja tetap aman. Misalnya Kaspersky Security Cloud dan Kaspersky Password Manager.
Kategori : Berita Teknologi