Berita Nasional

Jokowi Bergelar Datuk Seri Setia Amanah Negara

Indodax


Wikimedan Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menyandang gelar Datuk Seri Setia Amanah Negara. Gelar adat itu disematkan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Sabtu (15/12).

Jokowi dan istrinya, Iriana Jokowi tiba di Gedung LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru sekitar pukul 09.00 WIB. Jokowi tampak mengenakan pakaian cekak musang warna hitam dengan corak keemasan, songket dan peci hitam. Begitu pula dengan Iriana mengenakan pakaian adat untuk perempuan yang warnanya senada dengan Jokowi.

Setibanya di halaman LAMR, Jokowi dan Iriana disambut dengan kompang dan pencak silat. Kemudian masuk ke dalam ruangan yang telah dihias layaknya ruangan pengantin. Selanjutnya Jokowi dan istri dipersilahkan duduk di peterakna atau pelaminan.

Kemudian barulah prosesi adat dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Diikuti kata sambutan dari Ketua Umum Dewa Pengurus Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abu Bakar. Lalu pembacaan surat keputusan LAMR tentang penganugerahan gelar adat.

Setelah itu prosesi penabalan. Dimulai dari menyerahkan pimpinan upacara, mengambil alih acara, membawa tepat sirih, pemasangan tanjak, selempang dan keris. Prosesi adat kemudian dilanjutkan tepuk tepung tawar.

Dalam kata sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa budaya maupun adat istiadat tetap harus dipertahankan dan dilestarikan. Dengan diberikannya gelar adat ini, Jokowi terkenang akan masa lalunya.

“Saat saya pertama kali membaca arti gelar adat, saya teringat pertama kali dilantik sebagai presiden. Berbakti kepada nusa dan bangsa. Diberikan amanah menjaga kesatuan RI. Di dalamnya terkandung amanah untuk melestarikan kebudayaan Indonesia termasuk budaya Melayu Riau,” kata Jokowi.

Jokowi diberi gelar adat tertinggi dengan berbagai alasan. Pertama, masalah kabut asap di Riau. Provinsi ini sudah 17 tahun selalu merasakan jerebu. Jokowi mengaku permasalahan ini sangat sulit untuk diselesaikan. Namun akhirnya berhasil diatasi selama 3 tahun belakangan. Riau dinyatakan bebas dari asap.

“Masalah asap, sulit dan susah diselesaikan. Karena masalah dalamnya sangat kompleks, ada kepentingan. Karena berkat kerja sama masyarakat, lembaga adat, LSM dan paling penting, saya janjian dengan panglima dan Kapolri, pangdam, Kapolda, danrem, Kapolres dan Dandim, kalau masih ada asap di Riau akan ganti dan copot,” jelasnya.

Kemudian jatuhnya blok rokan dari tangan perusahaan asing ke Indonesia. Jokowi menyebut, awalnya tidak mengetahui kalau di Riau memiliki lapangan minyak terbesar. Namun setelah berkunjung ke Riau beberapa waktu lalu dan dibisiki rakyat, akhirnya Jokowi mengetahuinya.

“Alhamdulillah telah dimenangkan Pertamina dan Insya Allah 100 persen akan dikelola Pertamina. Jangan dikelola sendiri. Libatkan daerah sebesar-besarnya. Kalau daerah mampu pegang lebih besar kenapa tidak. Tapi mekanisme segera kami atur. Tidak ingin mendengar lag, daerah nggak dapat apa-apa,” ucapnya.

Kemudian proyek strategis nasional. Yaitu dibangunnya jalan Tol Pekanbaru-Dumai dan Tol Padang-Pekanbaru. “Banyak yang tidak percaya jalan Trans-Sumatera bisa diselesaikan. Kami harapkan April dari Bapomi hingga Palembang sudah tersambung,” kata Jokowi.

Terkahir, masalah hak tanah Ulayat. Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden RI Nomor 86 Tahun 2018 tentang Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dan Instruksi Presiden RI Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit, serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit, dinilai telah memudahkan masyarakat Riau.

“Jutaan hektare yang akan diberikan dan kembalikan kepada rakyat, hak tanah adat. Tapi membutuhkan waktu. Jangan sampai maju sebagai teknologi tapi mundur sebagai kebudayaan,” imbuhnya.

(ica/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *